Karena bergaul dengan musuh Korea Utara, Jeong dituduh sebagai mata-mata, akhinya diseret dan dijebloskan ke penjara.
Dia disiksa dengan harapan memberikan pengakuan, dipukuli sangat parah hingga semua giginya parah dan bahkan kepalanya dibuat menderita luka permanen.
Jeong juga disiksa dengan teknik "siksaan merpati" di mana tangannya diborgol di belakang tubuhnya digantung dengan borgol sedang kakinya menggantung di tanah.

Siksaan merpati di mana seorang tahanan diborgol dibelakang dan disiksa.
Dalam posisi tersebut, Jeong terus dibombardir dengan siksaan selama berhari-hari.
"Sangat menyakitkan, saya lebih baik mati, daripada mengakui kejahatan yang tidak pernah saya lakukan," katanya dikutip dari NY Daily News.
Baca Juga: Hanya Bayar dengan Tumpukan Sampah Plastik, Anda Bisa Makan Dengan Puas di Warung Makan Ini
Selama 10 bulan Jeong mendapatkan siksaan.
Dia dikirim ke Yodok, salah satu penjara terbesar di Korea Utara yang menampung sekitar 50.000 tahanan.
Dalam gerbang penjara itu, ada tulisan yang berbunyi, "Mari kita korbankan hidup kita untuk melindungi kepemimpinan revolusioner dari pemimpin yang terhormat, Kim Jong-Il (ayah Kim Jong-Un)."
Banyak orang yang telah mati di kamp tersebut.

Sedikit rekaman kehidupan di penjara Korea Utara.