Follow Us

Wiranto Diserang Anggota Teroris, Benarkah Dulu Bung Karno Sudah Ramalkan Kejadian Seperti Ini?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 12 Oktober 2019 | 11:22
Polisi mengamankan lokasi penangkapan terduga teroris di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/5/2019).
Kompas .com/Kristianto Purnomo

Polisi mengamankan lokasi penangkapan terduga teroris di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/5/2019).

Fotokita.net - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Kemanan (Menko Polhukam) Wiranto menjadi korban penusukan oleh seseorang yang diduga terkait dengan jaringan JAD pada Kamis (10/10/2019).

"Pelakunya sudah diidentifikasi, masuk kelompok apa juga sudah dijelaskan juga. Yang jelas mereka masih eksis tapi persenjataannya sangat minim," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT) Komjen Suhardi Alius, Jumat (11/10/2019).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT) Komjen Suhardi Alius menegaskan bahwa paham radikalisme di Indonesia masih eksis. Meskipun, saat ini persenjataan yang dimiliki kelompok-kelompok radikal tersebut dinilainya sangat minim.

Baca Juga: Tak Tahu Sasaran Serangan Itu Adalah Wiranto, Pelaku Cuma Targetkan Pejabat Pemerintah yang Bikin Ramai Kampung. Jadi, Apa Alasan Penyerangan Itu?

BIN ternyata sudah pantau gerak gerik teroris yang kumpulkan pisau
Kolase Tangkap layar Kompas TV dan Tribunnews/Theresia Felisiani

BIN ternyata sudah pantau gerak gerik teroris yang kumpulkan pisau

Hal itu menanggapi adanya penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang, Banten pada Kamis (10/10/2019).

Terkait dengan pola serangan teror yang mengalami evolusi, Suhardi mengatakan para pelaku saat ini menggunakan benda yang mudah didapat.

Menurutnya, tujuan utama mereka adalah untuk membuat ketakutan, sehingga mereka akan melakukan cara apa pun untuk mencapai tujuan itu, meski dengan peralatan seadanya.

Baca Juga: Berdiri Sejak 2014, Mengapa Anggota Organisasi Jamaah Ansharut Daulah atau JAD Kerap Menebar Teror di Negara Kita?

Penusukan Wiranto
Tribunnews.com

Penusukan Wiranto

"Karena kelompok-kelompok ini sudah terpapar, jadi enggak ada takut-takutnya berbuat seperti itu," kata Suhardi. "Artinya kan pemikirannya sudah sangat jauh. Tapi kita lihat lagi ke belakang, siapa dia, di mana tinggalnya, ada apa dengan keluarganya," lanjutnya.

Variabel-variabel itu digunakan untuk menemukan alasan pelaku menjadi radikal. Suhardi menyebutkan bahwa kedua pelaku aksi teror terhadap Wiranto termasuk dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Sementara itu, JAD merupakan kelompok terorisme di Indonesia yang berafiliasi dengan ISIS.

Baca Juga: Kepala BIN Nyatakan Penusuk Wiranto Tergabung dalam JAD Bekasi, Ternyata Organisasi JAD Didirikan di Tempat yang Dijaga Aparat

Menkopolhukam Wiranto saat melakukan kunjungan kerja ke Pandeglang, Banten.
Istimewa

Menkopolhukam Wiranto saat melakukan kunjungan kerja ke Pandeglang, Banten.

Sementara itu, JAD merupakan kelompok terorisme di Indonesia yang berafiliasi dengan ISIS. Hal yang paling penting menurut Suhardi adalah sebaran kelompok-kelompok terorisme melalui media sosial.

"Kita harus persiapkan masyarakat kita jangan sampai terpapar, karena sebarannya lewat situ semua," ujar dia.

Apa yang terjadi saat ini, sambung Suhardi, adalah sama seperti yang diramalkan Bung Karno dulu.

"Yang kita hadapi sekarang ini lebih berat, karena saudara sendiri. Nah, bagaimana mengembalikan mereka ke jalan yang benar," imbuh dia.

Baca Juga: Berafliasi dengan ISIS, Benarkah Penyerang Menkopolhukam Wiranto Adalah Anggota Kelompok JAD yang Terbentuk di Penjara Nusakambangan?

SA, Pelaku Penusukan Wiranto Ternyata Mantan Pengguna Narkoba dan Pemain Judi, Lulusan S1 Itu Berubah Sepulang dari Malaysia
dok. Polsek Pandeglang

SA, Pelaku Penusukan Wiranto Ternyata Mantan Pengguna Narkoba dan Pemain Judi, Lulusan S1 Itu Berubah Sepulang dari Malaysia

Lebih lanjut, pihaknya akan melakukan pendampingan terhadap kedua pelaku penusukan kepada Menko Polhukam Wiranto.

Menurutnya, langkah itu dilakukan dalam upaya deradikalisasi terhadap pelaku, seperti yang diamanahkan oleh UU Terorisme yang baru.

"Dengan UU baru, sejak mereka menjadi tersangka seperti dua orang ini, kita sudah ada pendampingan," kata dia. Upaya pendampingan kepada pelaku, imbuhnya akan dilakukan hingga pelaku dibebaskan dari penjara.

Baca Juga: Setia Kawal Kepala Negara, Begini Lika-liku Paspampres Sejak Era Soekarno. Salah Satunya, Suasana Tegang Bareng Presiden Soeharto di Bosnia!

SA atau Abu Rara dan FA diamankan polisi usai melakukan penyerangan terhadap Wiranto.
Twitter arin_nz via Tribun Jakarta

SA atau Abu Rara dan FA diamankan polisi usai melakukan penyerangan terhadap Wiranto.

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa peran BNPT tidak hanya dalam deradikalisasi, tapi juga kontra radikalisasi.

"Kontra itu menyiapkan masyarakat agar jangan sampai terpapar," ungkap Suhardi. "Seperti SD, SMP, SMA itu kan kita rutin memberikan pnecerahan. Bahkan, kita punya duta-duta damai. Karena anak muda ini kan jadi sasaran-sasaran cuti otak," katanya lagi. (Ahmad Naufal Zufaloh)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pelaku Penusuk Wiranto Terpapar ISIS, BNPT: Mereka Masih Eksis"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest