Variabel-variabel itu digunakan untuk menemukan alasan pelaku menjadi radikal. Suhardi menyebutkan bahwa kedua pelaku aksi teror terhadap Wiranto termasuk dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Sementara itu, JAD merupakan kelompok terorisme di Indonesia yang berafiliasi dengan ISIS.
Sementara itu, JAD merupakan kelompok terorisme di Indonesia yang berafiliasi dengan ISIS. Hal yang paling penting menurut Suhardi adalah sebaran kelompok-kelompok terorisme melalui media sosial.
"Kita harus persiapkan masyarakat kita jangan sampai terpapar, karena sebarannya lewat situ semua," ujar dia.
Apa yang terjadi saat ini, sambung Suhardi, adalah sama seperti yang diramalkan Bung Karno dulu.
"Yang kita hadapi sekarang ini lebih berat, karena saudara sendiri. Nah, bagaimana mengembalikan mereka ke jalan yang benar," imbuh dia.
Lebih lanjut, pihaknya akan melakukan pendampingan terhadap kedua pelaku penusukan kepada Menko Polhukam Wiranto.
Menurutnya, langkah itu dilakukan dalam upaya deradikalisasi terhadap pelaku, seperti yang diamanahkan oleh UU Terorisme yang baru.