Habibie belajar di Jerman dengan biaya sendiri, bahkan ia harus memutar otak sembari menunggu kiriman dari Indonesia.
Saat-saat seperti itulah, Lim datang menjadi penyelamat dengan mengajak kawannya itu makan berdua dan ia traktir.
Lim sebenarnya juga bukan anak orang kaya, namun ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah kala itu hingga dapat meneruskan pendidikan di Jerman.
Dari uang beasiswa untuk hidup yang tak banyak itulah terkadang Habibie diajaknya untuk makan bersama sembari bercengkrama.
Kim Leheru lulus lebih dulu dari RWTH-Aachen dan kelak menjadi pendiri Fakultas Teknik Penerbangan di ITB Bandung.
Sayang seribu sayang, kecintaannya pada Indonesia harus terganjal akibat suasana politik Indonesia kala itu.
Ia diharuskan keluar dari Indonesia lantaran sesaat setelah peristiwa G30S/PKI ia menjadi staf pengajar di Universitas Trisakti.
Kampus tersebut saat itu didanai Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki).

Lim Keng Kie dan BJ Habibie
Baperki ini dituduh Orde Baru sebagai sayap organisasi yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia.
Saat itu Habibie tak bisa berbuat banyak untuk sahabatnya itu, sebab Habibie tengah bekerja di Jerman sembari melanjutkan studi S-2 nya di sana.