Dilansir dari BBC Indonesia, Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) juga telah membantah klaim Benny Wenda.
Juru bicara TPNBP/OPM, Sebby Sambom, mengatakan pernyataan Benny Wenda hanya propaganda. "Itu adalah propaganda murahan oleh Benny Wenda dan Jacob Rumbiak yang mau mencari legitimasi dari TPNPB dan OPM, karena kami tidak mengakui ULMWP," kata Sebby kepada BBC.
Sebby menduga klaim sepihak ULMWP di bawah Benny Wenda "hanya untuk mendapatkan legitimasi untuk berdiplomasi di tingkat internasional"
Pada 17 Juli 2019, Benny menerima penghargaan Oxford Freedom of the City Award dari Dewan Kota Oxford. Dalam penghargaan tersebut, Benny disebut pelaku kampanye damai untuk demokrasi.
Baca Juga: Mahasiswa Papua di Surabaya di Jemput Paksa Polisi. Apakah Masalahnya? Berikut Foto-Fotonya
Menurut Pemerintah Indonesia, hal ini bertolak belakang dengan apa yang selama ini dilakukannya untuk memisahkan Papua Barat dari NKRI. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri kemudian mengecam pemberian penghargaan tersebut.
"Indonesia mengecam keras pemberian award oleh Dewan Kota Oxford kepada seseorang bernama Benny Wenda, pegiat separatisme Papua yang memiliki rekam jejak kriminal di Papua," tulis Kemenlu dalam keterangan tertulis tersebut.
Pemerintah Indonesia menilai Dewan Kota Oxford tak memahami rekam jejak Benny yang terlibat dalam permasalahan separatisme di Papua. Padahal, pemerintah menyatakan, saat ini Papua telah mengalami kemajuan di bidang pembangunan.
Meski demikian, Indonesia meyakini pemberian penghargaan tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan sikap Pemerintah Inggris terhadap Indonesia. Pemerintah meyakini Inggris mendukung penuh Indonesia dalam menjaga kedaulatannya.