"Karena pas lagi banyak-banyak orang pada pegang alat tajam, pas kita lewat itu mereka macam lihat-lihat, tatap ke kami, terus diam. Makanya agak takut."
Dari pengamatannya, ia masih merasakan ketegangan hubungan antara warga Papua dan pendatang pascaricuh Senin lalu. "Kecurigaan itu sepertinya ada," ujarnya.
Hal paling kentara yang ia rasakan adalah suasana kerja di kantornya saat ini di Wamena. Ia merasakan adanya dikotomi berdasar ras.
"Pas ketemu di kantor, di halaman, atau di ruangan sekitar ini, mereka berkumpul seolah-olah menceritakan kami. Diomongin begitu," kata Ronny.
Ia hanya berharap situasi segera kembali kondusif, "supaya kami juga aman".
Dandim Jayawijaya, Letkol Candra Dianto, menuturkan bahwa kondisi di Wamena, Jayawijaya berangsur kondusif setelah kerusuhan menyebabkan 30 orang meninggal dunia pada Senin (22/09) lalu.
"Pengguna jalan sudah mulai beraktivitas, namun untuk pemerintahan, pendidikan dan perekonomian sampai saat ini belum terlihat beraktivitas," ungkap Candra melalui sambungan telepon, Kamis (26/09).
"Mereka menunggu, meyakinkan situasi benar-benar aman dan kondusif."