Follow Us

Masih Banyak Misteri yang Belum Terkuak, Tersimpan 90 Tahun di Museum Peneliti Amerika Ungkap Spesies Baru dari Tanah Papua

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 26 September 2019 | 12:44
Warga melihat ratusan bangkai buaya (Crocodylidae) usai dibantai warga setempat di Kabupaten Sorong, Papua Barat, Sabtu (14/7/2018). Aksi itu merupakan bentuk kemarahan warga terhadap pengelola penangkaran yang dinilai lalai setelah seorang warga tewas akibat diterkam buaya.  ANTARA/OLHA MULALINDA 1
Kompas Nasional

Warga melihat ratusan bangkai buaya (Crocodylidae) usai dibantai warga setempat di Kabupaten Sorong, Papua Barat, Sabtu (14/7/2018). Aksi itu merupakan bentuk kemarahan warga terhadap pengelola penangkaran yang dinilai lalai setelah seorang warga tewas akibat diterkam buaya. ANTARA/OLHA MULALINDA 1

Peneliti memotret permukaan bagian atas dan bawah dari masing-masing tengkorak. Foto diambil dengan kamera digital.

”Ada spesies baru di luar sana, tetapi banyak dari mereka yang duduk di laci dan lemari di museum, serta hanya butuh waktu untuk melihat mereka dan mencari tahu,” kata McMahan, seperti dikutip Science Daily.

Hasilnya, bentuk tulang Crocodylus novaeguineae dari utara dan selatan berbeda. Karena perbedaan bentuk tulang kepala, Crocodylus novaeguineae yang berasal dari selatan dinamai Crocodylus halli. Nama diambil dari Philip Hall, peneliti yang pertama berupaya mencari perbedaannya.

Baca Juga: Bukan Lagi Perkara Kerusuhan, Bahaya Ini Diam-diam Ancam Jayapura. Apakah Warga Papua Telah Menyadarinya?

Crocodylus halli mudah dipisahkan dari Crocodylus novaeguineae berdasarkan pada tulang frontal atau tulang bagian depan yang lebih panjang. Tulang frontal Crocodylus novaeguineae lebih pendek. Tulang maksila atau rahang dan tulang hidung Crocodylus halli lebih pendek dibandingkan Crocodylus novaeguineae.

Tulang postorbital dan squamosal Crocodylus halli panjang dan lebar, sedangkan Crocodylus novaeguineae pendek dan sempit. Tulang palatine pterygoid Crocodylus halli lebih luas yang memanjang ke belakang, sedangkan Crocodylus novaeguineae lebih sempit dan ke tengah. Selain itu, Crocodylus halli memiliki tidak lebih dari empat tameng post-oksipital yang tidak bersebelahan, dibandingkan empat hingga enam tameng post-oksipital yang bersebelahan di Crocodylus novaeguineae.

Penamaan buaya menjadi mudah bagi para peneliti yang ingin menghormati ilmuwan yang memulai penyelidikan pada buaya ini, yaitu Philip Hall. ”Saya telah membaca karya Phillip Hall sejak awal karier saya di dunia akademis, pada tahun pertama saya sebagai mahasiswa master. Jadi, membantu berkontribusi pada pekerjaannya adalah bermakna,” kata Murray.

Baca Juga: Bertemu Jokowi, Puluhan Tokoh Papua Sampaikan Berbagai Permintaan Ini. Bukan Cuma Itu, Salah Satu Tokoh Papua Berani Kasih Lahan Gratis Asalkan Permintaan Dipenuhi

Setelah analisis ekstensif dari tengkorak, tim mengakhiri penelitian mereka dengan mengunjungi Taman Zoologi Buaya Santo Agustinus di Florida. Mereka ingin melihat apakah perbedaan mencolok yang ditemukan dalam penelitian mereka dapat dikenali oleh mata di lapangan.

”Mereka memiliki individu yang hidup dari apa yang disebut Crocodylus novaeguineae dan kami dapat melihat itu dan berkata, oh ya, ini cocok dengan utara dan ini cocok dengan selatan! Saya pikir itu sangat keren,” kata McMahan (Subur Tjahjono/Kompas.id)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest