Follow Us

Masih Banyak Misteri yang Belum Terkuak, Tersimpan 90 Tahun di Museum Peneliti Amerika Ungkap Spesies Baru dari Tanah Papua

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 26 September 2019 | 12:44
Warga melihat ratusan bangkai buaya (Crocodylidae) usai dibantai warga setempat di Kabupaten Sorong, Papua Barat, Sabtu (14/7/2018). Aksi itu merupakan bentuk kemarahan warga terhadap pengelola penangkaran yang dinilai lalai setelah seorang warga tewas akibat diterkam buaya.  ANTARA/OLHA MULALINDA 1
Kompas Nasional

Warga melihat ratusan bangkai buaya (Crocodylidae) usai dibantai warga setempat di Kabupaten Sorong, Papua Barat, Sabtu (14/7/2018). Aksi itu merupakan bentuk kemarahan warga terhadap pengelola penangkaran yang dinilai lalai setelah seorang warga tewas akibat diterkam buaya. ANTARA/OLHA MULALINDA 1

Fotokita.net - Buaya papua (Crocodylus novaeguineae) adalah spesies buaya air tawar endemik di Papua Niugini dan Papua/Papua Barat di Indonesia. Crocodylus novaeguineae hidup di belahan utara dan selatan. Seperti kebanyakan buaya, Crocodylus novaeguineae mendiami berbagai rawa berumput dan berhutan di daerah air tawar dataran rendah dan telah mempertahankan signifikansi budaya dan ekonomi di wilayah tersebut selama berabad-abad.

Spesies Crocodylus novaeguineae secara resmi dideskripsikan pada 1928 oleh Schmidt, tetapi sejak itu para peneliti bertanya-tanya apakah pulau itu benar-benar rumah bagi dua spesies terpisah, satu di utara dan satu di selatan.

Ilmuwan di Amerika Serikat mengumumkan spesies baru buaya. Spesies baru ini ditemukan setelah peneliti mempelajari 51 tengkorak buaya Papua Crocodylus novaeguineae. Dari ke-51 tengkorak itu, ternyata ada yang bentuk tengkoraknya berbeda. Setelah dicocokkan dengan buaya hidup, spesies buaya baru itu dinamakan Crocodylus halli.

Spesies baru buaya itu diumumkan dalam laporan penelitian berjudul ”Morfologi yang Berbeda di Antara Populasi Buaya Papua, Crocodylus novaeguineae (Schmidt, 1928): Diagnosis dari Silsilah Independen dan Deskripsi Spesies Baru”. Penelitian dimuat dalam jurnal Copeia edisi 25 September 2019, yang juga dipublikasikan Science Daily.

Baca Juga: Sisakan Lubang Raksasa yang Terlihat Menganga dari Luar Angkasa, Foto NASA Juga Tunjukkan Gletser Es Tropis yang Nyaris Hilang di Area Tambang Terbesar Dunia di Tanah Papua Ini

Penangkaran Buaya - Pengunjung menyaksikan buaya di penangkaran buaya Asam Kumbang, Medan, Sumatara Utara, Sabtu (26/12).  Sebagian besar pengunjung penangkaran buaya Asam Kumbang merupakan warga Kota Medan. Destinasi dalam kota menjadi alternatif saat liburan akhir tahun karena biaya yang murah dan
Kompas Nasional

Penangkaran Buaya - Pengunjung menyaksikan buaya di penangkaran buaya Asam Kumbang, Medan, Sumatara Utara, Sabtu (26/12). Sebagian besar pengunjung penangkaran buaya Asam Kumbang merupakan warga Kota Medan. Destinasi dalam kota menjadi alternatif saat liburan akhir tahun karena biaya yang murah dan

Penelitian dilakukan oleh Christopher M Murray dari Departemen Biologi, Universitas Teknologi Tennessee; Peter Russo dan Alexander Zorrilla dari Pusat Ilmu Kesehatan, Universitas Negeri Louisiana; serta Caleb D McMahan dari Museum Sejarah Alam Field, Chicago, AS.

Tim ilmuwan memulai proyek ini setelah mendengar ceramah pada 2014 yang meminta bantuan penyelidikan yang belum selesai terhadap buaya-buaya ini yang telah diluncurkan oleh ilmuwan lain yang penasaran, Philip Hall. Hall, seorang peneliti Universitas Florida yang meninggal sebelum pekerjaannya dapat mendiagnosis perbedaan antara buaya-buaya ini, telah melihat perbedaan kunci dalam cara dua kelompok sarang dan pasangan buaya.

Tim peneliti mempelajari tengkorak dari 51 spesimen Crocodylus novaeguineae dari Museum Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Louisiana, Museum Sejarah Alam Florida, Museum Sejarah Alam Field, Museum Sejarah Alam Amerika, Museum Zoologi Komparatif di Universitas Harvard, Museum Queensland, dan Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian.

Baca Juga: Kerusuhan Pecah di Jayapura dan Wamena, Benarkah Mahasiswa Papua yang Pulang Kampung Jadi Dalangnya? Gubernur Papua Tegaskan Hal Ini Kepada Mereka

Buaya Crocodylus halli yang hidup di Taman Zoologi Buaya Santo Agustinus, Florida, Amerika Serikat.
DOK/MURRAY CM, ET AL (JURNAL CAPOEIA, 25 SEPTEMBER 2019)AL

Buaya Crocodylus halli yang hidup di Taman Zoologi Buaya Santo Agustinus, Florida, Amerika Serikat.

Peneliti memotret permukaan bagian atas dan bawah dari masing-masing tengkorak. Foto diambil dengan kamera digital.

”Ada spesies baru di luar sana, tetapi banyak dari mereka yang duduk di laci dan lemari di museum, serta hanya butuh waktu untuk melihat mereka dan mencari tahu,” kata McMahan, seperti dikutip Science Daily.

Hasilnya, bentuk tulang Crocodylus novaeguineae dari utara dan selatan berbeda. Karena perbedaan bentuk tulang kepala, Crocodylus novaeguineae yang berasal dari selatan dinamai Crocodylus halli. Nama diambil dari Philip Hall, peneliti yang pertama berupaya mencari perbedaannya.

Baca Juga: Bukan Lagi Perkara Kerusuhan, Bahaya Ini Diam-diam Ancam Jayapura. Apakah Warga Papua Telah Menyadarinya?

Crocodylus halli mudah dipisahkan dari Crocodylus novaeguineae berdasarkan pada tulang frontal atau tulang bagian depan yang lebih panjang. Tulang frontal Crocodylus novaeguineae lebih pendek. Tulang maksila atau rahang dan tulang hidung Crocodylus halli lebih pendek dibandingkan Crocodylus novaeguineae.

Tulang postorbital dan squamosal Crocodylus halli panjang dan lebar, sedangkan Crocodylus novaeguineae pendek dan sempit. Tulang palatine pterygoid Crocodylus halli lebih luas yang memanjang ke belakang, sedangkan Crocodylus novaeguineae lebih sempit dan ke tengah. Selain itu, Crocodylus halli memiliki tidak lebih dari empat tameng post-oksipital yang tidak bersebelahan, dibandingkan empat hingga enam tameng post-oksipital yang bersebelahan di Crocodylus novaeguineae.

Penamaan buaya menjadi mudah bagi para peneliti yang ingin menghormati ilmuwan yang memulai penyelidikan pada buaya ini, yaitu Philip Hall. ”Saya telah membaca karya Phillip Hall sejak awal karier saya di dunia akademis, pada tahun pertama saya sebagai mahasiswa master. Jadi, membantu berkontribusi pada pekerjaannya adalah bermakna,” kata Murray.

Baca Juga: Bertemu Jokowi, Puluhan Tokoh Papua Sampaikan Berbagai Permintaan Ini. Bukan Cuma Itu, Salah Satu Tokoh Papua Berani Kasih Lahan Gratis Asalkan Permintaan Dipenuhi

Setelah analisis ekstensif dari tengkorak, tim mengakhiri penelitian mereka dengan mengunjungi Taman Zoologi Buaya Santo Agustinus di Florida. Mereka ingin melihat apakah perbedaan mencolok yang ditemukan dalam penelitian mereka dapat dikenali oleh mata di lapangan.

”Mereka memiliki individu yang hidup dari apa yang disebut Crocodylus novaeguineae dan kami dapat melihat itu dan berkata, oh ya, ini cocok dengan utara dan ini cocok dengan selatan! Saya pikir itu sangat keren,” kata McMahan (Subur Tjahjono/Kompas.id)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest