Wartawan Kompas lain yang sedang meliput kericuhan di perempatan Slipi Jaya, tak jauh dari perempatan Slipi, mengalami nasib yang mirip. Ponsel milik wartawan Kompas bersama seorang wartawan dari media lain, sempat diperiksa oleh polisi. Kemudian wartawan diusir dari lokasi sekalipun polisi tersebut telah dijelaskan mengenai tugas-tugas jurnalis.
Ungkap dalang kericuhan
Sementara itu, Ketua Indonesia Child Protection Watch Erlinda mendesak agar kepolisian dan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengusut pelaku yang menyebarkan ajakan unjuk rasa kepada para pelajar setingkat SMA di media sosial. Ajakan itu yang membuat pelajar se-Jabodetabek, berbondong-bondong ke Kompleks Parlemen, kemarin.
“Siapa yang menggerakkan aksi para pelajar? Siapa yang mendanai para pelajar? Apa yang menjadi target oknum tersebut dengan menggunakan pelajar? Kemenkominfo dan Polri harus segera melacaknya. Sangat memprihatinkan pelibatan pelajar pada aksi demo yang sebenarnya mereka tidak memahami apa yang menjadi tuntutan demo,” jelasnya.
Selain itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) periode 2014 – 2017 ini juga mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dinas pendidikan daerah untuk segera memverifikasi ke pihak sekolah tempat para pelajar yang berunjuk rasa dan bertindak anarkis, mengenyam pendidikan.
“Lakukan langkah preventif dan antisipatif untuk menyelamatkan para pelajar, di duga ada oknum yang melakukan provokasi dan eksploitasi,” katanya.