Follow Us

Berbeda dengan Demo Era Fahri Hamzah, Aksi Mahasiswa Kekinian Sampaikan Kritik Lewat Gaya Kocak. Begini Potret Generasi Bucin Protes Kepada Mereka yang Lalim!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 25 September 2019 | 12:02
Ribuan mahassiswa dari berbagai kampus dan organisasi memenuhi jalan di sekitar gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Demonstrasi tersebut lanjutan dari aksi sebelumnya yang menolak revisi UU KPK, RKUHP, RUU Pertanahan, dan Minerba. TRIBUNNEWS/HERUDIN
TRIBUNNEWS

Ribuan mahassiswa dari berbagai kampus dan organisasi memenuhi jalan di sekitar gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Demonstrasi tersebut lanjutan dari aksi sebelumnya yang menolak revisi UU KPK, RKUHP, RUU Pertanahan, dan Minerba. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Mustofa Rahman (23), mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, mengatakan, kata-kata jenaka dari poster-poster tersebut menjadi cara mahasiswa menyampaikan aspirasi. ”Kami bergerak atas nama rakyat. Kami ingin rakyat bersimpati. Cara pendekatan yang bisa dilakukan adalah melalui humor,” tuturnya.

Baca Juga: Bukan dari Cukong Ataupun Konglomerat, Uang Buat Aksi Mahasiswa Turun ke Jalan Didapat dengan Cara Ini. Kini, Jumlahnya Sudah Lebih dari Rp 100 Juta!

Ribuan mahassiswa dari berbagai kampus dan organisasi memenuhi jalan di sekitar gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Demonstrasi tersebut lanjutan dari aksi sebelumnya yang menolak revisi UU KPK, RKUHP, RUU Pertanahan, dan Minerba. TRIBUNNEWS/HERUDIN
TRIBUNNEWS

Ribuan mahassiswa dari berbagai kampus dan organisasi memenuhi jalan di sekitar gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Demonstrasi tersebut lanjutan dari aksi sebelumnya yang menolak revisi UU KPK, RKUHP, RUU Pertanahan, dan Minerba. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Kritik menggunakan kalimat satire menjadi warna baru pergerakan mahasiswa. Menurut Dekan Fakultas Komunikasi Universitas Islam Bandung Septiawan Santana Kurnia, hal itu tak lepas dari kultur yang berkembang di generasi milenial.

”Gaya mereka lebih santai dan ceria, tetapi bukan lemah. Gugatan mereka justru tajam lewat kritik dalam bentuk sindiran,” ujarnya.

Baca Juga: Pakai Cara Ini, Masyarakat Kumpulkan Uang Buat Beri Dukungan Mahasiswa Turun ke Jalan. Akankah Tuntutan Mereka Dikabulkan?

Spanduk bernada sarkastik tampil dalam aksi demonstrasi mahasiswa di Gedung DPRD Provinsi Lampung, Selasa (24/9/2019). Aksi mahasiswa menghasilkan 14 kesepakatan dengan DPRD setempat.
KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA

Spanduk bernada sarkastik tampil dalam aksi demonstrasi mahasiswa di Gedung DPRD Provinsi Lampung, Selasa (24/9/2019). Aksi mahasiswa menghasilkan 14 kesepakatan dengan DPRD setempat.

Hal itu tak lepas dari kondisi sosial politik saat ini. Dia membandingkan dengan gerakan mahasiswa periode sebelumnya. Pada gerakan mahasiswa di zaman Orde Baru, misalnya, mahasiswa lebih agresif karena melawan pemerintah yang represif lewat kekuatan militer. ”Situasi berubah. Ini kemajuan kreativitas dalam menggugat sesuatu,” ujarnya.

Hari-hari penuh satire dalam dunia pergerakan hari ini sepertinya belum akan berakhir. Di tangan anak kekinian, kreativitas menjadi daya gedor yang mengena. (Kompas.id/TAM/SEM/IKI/GIO/DAN/FAI/AIN/NCA)

Source : Kompas.id

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest