Tahun 1957 ia terpilih menjadi ketua PPI Aachen lewat proses pemilihan yang sengit antara dirinya dengan mahasiswa yang lebih senior.
Banyak yang percaya karena secara pendidikan Rudy lebih tinggi dan berpengalaman.

Mendiang BJ Habibie di mata lensa Darwis Triadi
Meski tak sedikit pula yang meragukan karena dia dianggap terlalu muda dan emosinya masih suka meledak-ledak.
Ketika suasana politik Tanah Air sedang memburuk, Rudy kebingungan untuk memutuskan penjurusan di S-2-nya.
Dia harus memilih Aerodinamika, Konstruksi Pesawat Terbang, Dinamika Gas, Aeroelastisitas, Struktur Pesawat, Propulsi, atau Mekanika Penerbangan.
Untuk kondisi Indonesia sekarang ini, mana bidang yang paling membutuhkan dirinya? Akhirnya ia memilih jurusan Konstruksi Pesawat Terbang.
Alasannya, pilihan itu bisa memicu obsesinya yang lebih besar lagi. Yakni, pembangunan industri kedirgantaraan Tanah Air.
Bersamaan dengan studi S-2-nya, sebagai ketua PPI Aachen Rudy diberi tugas menyelenggarakan Seminar Pembangunan yang akan diikuti oleh anggota PPI seluruh Eropa.
Bersama teman-temannya seperti Liem Keng Kie, Wardiman, Sjafaril, Supangkat, dan Sugianto, mereka menjadi komite tulang punggung kegiatan seminar.