Fotokita.net -Dokter dan ahli gigitan ular dari RS Daha Husada Kediri, Jawa Timur, Tri Maharani mengatakan bahwa upaya mengisap darah dari bagian yang digigit ular weling adalah kesalahan besar.
"Bisa ular weling tidak menyebar lewat darah meskipun saat digigit darah kita keluar. Bisa menyebar lewat getah bening," ungkap Tri. Karenanya, Tri menegaskan bahwa upaya mengisap darah tidak akan mengeluarkan bisa ular yang telah masuk sedikit pun.
Dia mengungkapkan, keberhasilan penanganan gigitan ular yang beredar di media sosial hingga film dengan cara mengisap darah adalah mitos.
"Sama seperti ada orang yang bilang pakai bawang untuk obati gigitan ular, atau pakai micin untuk obati. Itu semua mitos," jelasnya, Jumat (23/8/2019).

Ular Weling
Satpam di Serpong tewas setelah digigit ular weling (Bungarus candidus). Kasus ini adalah kejadian ke-40 kematian akibat gigitan ular pada tahun 2019. Satpam mulanya berusaha menangkap ular weling atas laporan warga dengan modal sapu.
Di tengah upaya menangkap, jari kelingking sang satpam tergigit. Satpam tetap menangkap ular dan memainkannya. Selang 30 menit, tepatnya pada Selasa (21/8/2019) pukul 19.30, Iskandar sang satpam mulai lemas. Meski sempat dibawa ke rumah sakit, dia akhirnya meninggal.
Musliman, komandan sekuriti Cluster Michelia Gading Serpong, mengatakan bahwa Iskandar sempat mengisap darah dari bagian yang digigit ular.Namun ternyata nyawanya tak tertolong.

Seorang petugas keamanan atau satpam sebuah perumahan di Gading Serpong bernama Iskandar meninggal dunia usai terkena gigitan seekor ular.
Pakar reptil dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy mengungkapkan, Iskandar sebenarnya memiliki kesempatan besar untuk sintas. "Pertama karena kita tahu pasti jenis ular yang menggigit. Ular weling. Itu sudah ada antivenom-nya," ungkap Amir.