Follow Us

Rindu Itu Berat, Para Pencari Suaka di Indonesia Obati Kangen dengan Barang-barang Ini. Lihat Kisah Foto Mereka!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 13 Agustus 2019 | 17:49
Foto dirilis Senin (13/8/2019), menunjukkan pencari suaka asal Irak, Rasha dengan sepatu kets di tempat penampungan sementara di Kalideres, Jakarta. Sebanyak 1.081 warga negara asing pencari suaka dari 7 negara yang mengalami konflik telah tinggal di Indonesia bertahun-tahun lamanya, memendam rasa i
ANTARA FOTO

Foto dirilis Senin (13/8/2019), menunjukkan pencari suaka asal Irak, Rasha dengan sepatu kets di tempat penampungan sementara di Kalideres, Jakarta. Sebanyak 1.081 warga negara asing pencari suaka dari 7 negara yang mengalami konflik telah tinggal di Indonesia bertahun-tahun lamanya, memendam rasa i

Menurut dia, sepatu itu sebagai penawar rindu dan menemani kesendiriannya di Indonesia. Di lantai dua, salah satu kamar terisi satu keluarga asal Afghanistan bernama Abdul Zabi (29) dan Nazifa (22).

Mereka sudah satu tahun berada di Indonesia. Roti khas Aghanistan yang selalu dikirim kerabatnya menjadi teman sehari-hari untuk mengobati kerinduan pada negara yang mengalami konflik tersebut. Sedangkan di dalam tenda, terdapat dua orang anak berkebangsaan Sudan yang sangat suka bermain ukulele.

Baca Juga: Foto-foto Ini Tunjukan Kerukunan Umat Beragama Memberikan Kedamaian dan Kebahagiaan yang Tiada Terkira

Foto dirilis Senin (13/8/2019), menunjukkan pencari suaka asal Sudan, Muhammad Eshaq dengan sepatu bola di tempat penampungan sementara di Kalideres, Jakarta. Sebanyak 1.081 warga negara asing pencari suaka dari 7 negara yang mengalami konflik telah tinggal di Indonesia bertahun-tahun lamanya, memen
ANTARA FOTO

Foto dirilis Senin (13/8/2019), menunjukkan pencari suaka asal Sudan, Muhammad Eshaq dengan sepatu bola di tempat penampungan sementara di Kalideres, Jakarta. Sebanyak 1.081 warga negara asing pencari suaka dari 7 negara yang mengalami konflik telah tinggal di Indonesia bertahun-tahun lamanya, memen

Alunan musik dari gitar senar empat itu dapat meredam rasa trauma pada anak-anak pencari suaka yang berada di tempat penampungan tersebut. Lagu-lagu dari Sudan dimainkannya sebagai pengiring melodi rindu kampung halaman.

Lain halnya dengan Muhammad Eshaq (17), pencari suaka asal Sudan yang sudah tinggal di Indonesia selama tujuh bulan. Berbekal sepatu sepak bola, dia mencari uang dengan cara bermain dengan warga sekitar.

Semakin banyak dia mencetak gol, semakin banyak rupiah yang dia dapatkan. Bagi dia, bermain bola menjadi penghibur untuk melupakan sejenak kepenatan hidup. Berbeda dengan para pencari suaka dari Sudan, Irak, dan Afghanistan.

Baca Juga: Foto Fenomena Langka Hujan di Padang Arafah, Apakah Ini Pertanda Perubahan Iklim Atau Berkah Yang Maha Kuasa?

Foto dirilis Senin (13/8/2019), menunjukkan pencari suaka asal Sudan, Muhammad Abdullah Alwadiye (kiri) dan Ekkhlas Abbas (kanan) dengan cincin pernikahannya di Jakarta. Sebanyak 1.081 warga negara asing pencari suaka dari 7 negara yang mengalami konflik telah tinggal di Indonesia bertahun-tahun lam
ANTARA FOTO

Foto dirilis Senin (13/8/2019), menunjukkan pencari suaka asal Sudan, Muhammad Abdullah Alwadiye (kiri) dan Ekkhlas Abbas (kanan) dengan cincin pernikahannya di Jakarta. Sebanyak 1.081 warga negara asing pencari suaka dari 7 negara yang mengalami konflik telah tinggal di Indonesia bertahun-tahun lam

Pria kulit hitam asal Somalia bernama Syakir (24) yang sudah enam tahun berada di Indonesia itu terlihat sangat ceria tanpa ada beban hidup. Dengan gaya perlente dia selalu tersenyum memamerkan salah satu giginya yang berbalut perak.

Baca Juga: Dulu Jadi Tempat Buang Sampah, Kini Kali di Kota Bogor Ini Bisa Jadi Tempat Berenang. Lihat Perbandingan Foto-fotonya!

Diapun hanya tersenyum lebar ketika ditanya tentang gigi itu. Tapi dari senyumannya terbaca, ada sebuah kenangan indah dari gigi perak itu. Kini, ribuan pencari suaka hanya bisa berharap pada UNHCR agar segera memberikan perlindungan, tempat tinggal layak, dan kebebasan. Bagi mereka, kemanapun tempat berlabuh, rindu itu tetap akan abadi.

Source : Kompas.com

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest