Follow Us

Tukang Foto, Ayo Bantu Lawan Cerita Viral Pendaki yang Konyol Ini. Atasi Hipotermia di Gunung dengan Cara Begini!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 25 Juli 2019 | 07:10
Gunung RInjani
Kaskus

Gunung RInjani

Jika terdeteksi gejala hipotermia, harus segera dilakukan pencegahan, seperti pakaian penyintas diganti dengan pakaian yang kering dan hangat, masuk sleeping bag atau selimut thermal, serta diberi asupan makanan minuman hangat.

Baca Juga: Tukang Jamu, Oh Riwayatmu Kini. Foto-foto Warganet Sampaikan Kisahnya

Jika sedang berada pada suhu rendah, basah atau angin yang kencang, sesama pendaki juga harus saling memperhatikan gejala hipotermia ke masing-masing rekan dan diri sendiri.

"Jika ujung-ujung tubuh, seperti tangan, kaki, telinga, dan hidung terasa beku, itu awal hipotermia.”

“Bisa juga dalam lingkungan es salju sengatan beku atau frost bite. Hipotermia ini tidak terjadi tiba-tiba. Selalu ada gejala," kata Adi Seno.

Untuk menghindari hipotermia, menurut Adi Seno, sebaiknya pendaki menghindari cuaca ekstrem dengan berlindung di tenda dan mengenakan pakaian dan perlengkapan yang sesuai.

Baca Juga: Dusun Semiilr, Eco Park Instagramable. Berikut Foto-foto Indahnya

Ilustrasi Hipotermia
iStockphoto

Ilustrasi Hipotermia

Selain itu asupan juga harus cukup sekitar 2.000 hingga 4.000 kalori.

Pendaki juga bisa bergerak karena akan menghasilkan panas yang tersimpan dalam pakaian pelindung yang memadai, seperti jaket dan sarung tangan.

"Jika bergerak harus tahu arah dan tujuannya serta ada perlindungan.”

“Saat bergerak memang cadangan energi tersalurkan, tapi bisa ditambah dengan konsumsi snack. Bergerak ini juga untuk mempercepat ke tempat terlindung," ungkapnya.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest