Follow Us

Deretan Foto Keindahan Mangrove, Lelaki Ini Berhasil Selamatkan Ekosistem Segara Anakan

- Sabtu, 15 Juni 2019 | 07:15
Tajuk pohon mangrove yang dibiarkan rimbun, beberapa petambak memang membiarkan pohon-pohon mangrove
Lutfi Fauziah

Tajuk pohon mangrove yang dibiarkan rimbun, beberapa petambak memang membiarkan pohon-pohon mangrove

Fotokita.net - Kenalkan namanya, Thomas Heri Wahyono. Ia akrab disapa Wahyono. Lelaki ini dikenal sebagai pendiri Patra Krida Wana Lestari, kelompok pelestari bakau di Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah.

Masyarakat setempat kerap menyematkan tambahan gelar seperti pahlawan mangrove, pendekar mangrove, kuncen Mangrove, atau jaga wana Segara Anakan, untuk menjelaskan sosok berbadan tegap dan berkulit gelap ini.

Julukan yang tidak aneh, melihat sehari-hari Wahyono berkutat untuk menghadapi segala problem terkait dengan pelestarian bakau di Laguna Segara Anakan.

Baca Juga: Menimba Ilmu Alam di Kawasan Penanaman Cemara Laut dan Mangrove

Vegetasi mangrove yang melindungi abrasi pantai juga dapat dimanfaatkan buahnya.
Citra Anastasia

Vegetasi mangrove yang melindungi abrasi pantai juga dapat dimanfaatkan buahnya.

Dengan cekatan pria paruh baya kelahiran 1965 itu melangkah di atas titian bambu yang dirakit di atas rawa-rawa. Ia begitu cinta mangrove.

Perhatian Wahyono terhadap bakau bukanlah karena kelatahan. Pria yang tinggal di Kampung Laut itu sedari kecil menjadikan hutan bakau sebagai tempatnya bermain dan mencari ikan.

Pria yang hanya berhasil menamatkan Sekolah Dasar itu kagum dengan pohon-pohon besar bakau yang mampu menjadi habitat berbagai macam biota laut. Manfaatnya pun bisa dihitung secara ekonomi. Ia bisa menangkap ikan, kepiting, atau udang dan menukarnya dengan kebutuhan pokok dengan warga di daratan Cilacap.

Baca Juga: Pakai Sepatu Bot dan Jas Hujan Rp 10 Ribuan, Ibu Iriana Jokowi Tanam Bibit Mangrove Sewaktu Gerimis

Ekowisata Mangrove
Creative Commons/Lasthib

Ekowisata Mangrove

Namun, kenangan Wahyono atas hutan bakau di masa kecilnya rusak ketika pada tahun 1995 para investor datang dan membuka tambak budidaya udang dengan membabat hutan bakau. Tidak perlu waktu lama untuk merasakan dampak kerusakan bakau. Dalam waktu empat tahun saja, ketika perusahaan tambak-tambak udang itu bangkrut, hutan bakau yang dulunya hijau sudah seperti savana, membuat hasil laut yang dulunya melimpah jadi sulit untuk didapatkan.

Kala itu, ia mengajak seluruh anggota keluarganya untuk menjalankan satu misi, yaitu menanam kembali hutan bakau. Ia menyebut komunitas itu sebagai Keluarga Lestari. Di awal upayanya ini, Wahyono kerap mendapatkan cibiran, sampai di tahun keduanya warga sekitar mulai tertarik untuk membantu melakukan kerja sosial tanpa bayaran ini. Dengan jumlah anggota yang terus bertambah, namanya kemudian berubah menjadi Patra Krida Wana Lestari seperti yang dikenal sekarang.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest