Follow Us

youtube_channeltwitter

Pendidikan Bagi Generasi Masa Depan Suku Anak Dalam. Lihat Foto Kesehariannya!

Amalia Nanda - Selasa, 30 April 2019 | 13:48
Pendidikan Bagi Generasi Masa Depan Suku Anak Dalam. Lihat Foto Kesehariannya!
Zhu Qincay

Sudah dua tahun Bu Reny tinggal dan mengajar di dalam lingkungan SAD. Anak-anak yang tampak gembira bermain dan belajar bersama pun pada akhirnya membuat anak-anak lain terpanggil. Kini, ada sekitar 15 anak usia 16 tahun ke bawah yang mengikuti kegiatan belajar-mengajar ini.

Baca Juga : Patut Dicoba Fotografi Batik Khas Cepu - Blora. Dijamin Bisa Ketagihan

Terlebih ketika adanya Sekolah Apung, sekolah yang dibangun di atas sungai dan dapat berpindah. Mereka pun semakin giat belajar. Dampaknya, sekolah harus membagi kelas menjadi dua jenis, Paket dan Non-Paket. Kelas Paket berisi anak-anak usia yang lebih tua dan dianggap mampu mengikuti ujian Paket A. Sebanyak enam anak sudah didaftarkan untuk ujian tahun depan.

Layaknya bel sekolah, Bu Reny akan setengah berteriak untuk mengumpulkan anak-anak di sekolah. “Kocan, Amel, pakai sandal, nak!” serunya pada kakak beradik yang bermain berlarian di depan hunian mereka. Pagi itu, hanya ada sembilan orang anak yang hadir. Sisanya, ikut orang tua ‘ke laut’, istilah yang digunakan untuk mereka yang mencari ikan di sungai besar.

Anak-anak antusias belajar tentang ciri-ciri makhluk hidup, dilanjutkan dengan berhitung. “Dulu, mereka bahkan tidak tahu apa itu uang. Mereka tidak bisa membaca nominal uang,” tutur Bu Reny.

SAD hidup berpindah-pindah di pelosok.

SAD hidup berpindah-pindah di pelosok.

Bagi sebagian orang, dua tahun adalah waktu yang tidak singkat. Namun bagi anak-anak SAD, dua tahun adalah waktu yang singkat yang mengubah hidup mereka. 17 Agustus 2017 menjadi kali pertama bagi mereka melaksanakan upacara bendera. Mereka tidak tahu apa itu Indonesia dan perayaan kemerdekaan. Semula, mereka tidak mengenal cita-cita. Kini mereka bisa membayangkan pekerjaan lainnya di luar sana. Anggi ingin jadi polwan, Gina ingin jadi perancang busana, Baim ingin jadi tentara, sedangkan Adi ingin menjadi seorang astronaut.

“Sekarang, aku ingin jadi fotografer seperti omnya!” seru Adi.

Baca Juga : Kedai Wadah Kreasi Bojonegoro Ini Jadi Ide Foto Instagram nan Apik

Tidak Putus Harapan

Banyak yang pesimis akan misi menanamkan pendidikan bagi anak-anak SAD. Namun upaya ini akan terus dilanjutkan. Saat ini, mereka tidak bisa sepenuhnya menggantungkan diri pada sungai dan hutan. Pembelajaran dasar seperti baca, tulis, dan berhitung, setidaknya mulai mendekati kehidupan mereka. Pengalaman orang tua mereka yang ditipu saat menjual ikan hasil tangkapan atau saat diminta menyetujui dokumen bantuan palsu dari oknum tidak bertanggung jawab, bisa dihindari.

Anak-anak SAD diperkenalkan dengan baca tulis.

Anak-anak SAD diperkenalkan dengan baca tulis.

Source : nationalgeographic.co.id

Editor : Fotokita

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

slide 5 to 7 of 7

Latest

Popular

Tag Popular

x