Follow Us

Foto-foto Ini Paparkan Kisah Sukes Desa Doudo Terlepas dari Kekeringan

Gregorius Bhisma Adinaya - Jumat, 22 Februari 2019 | 19:02
Desa Doudo yang asri.
Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia

Desa Doudo yang asri.

Fotokita.net - Foto bisa berbicara banyak hal. Lewat karya visual, pesan komunikasi dapat tersampaikan dengan lebih baik dan jelas. Pastinya, karya visual yang baik bukan untuk menyebarkan informasi palsu.

Editor National Geographic Indonesia Bhisma Adinaya bercerita melalui karya visualnya. Berikut petikannya:

Musim hujan telah datang dan membasahi berbagai wilayah di Indonesia. Banyak orang kemudian mendoakan agar Kekeringan yang melanda sebagian daerah Indonesia dapat berangsur hilang.

Baca Juga : Cara Simpel Biar Foto Instagram Kita Enggak Bisa Dishare Orang Lain

Berbicara mengenai kekeringan, ada sebuah desa yang bahkan memiliki nama—salah satu versi—yang berarti jauh dari air, yakni Desa Doudo. Dakam bahasa Kawi, "Doh" berarti jauh, dan "Uda" memiliki arti air. Nama ini diberikan lantaran Desa tersebut memang terdapat di alam yang sulit untuk mendapatkan air bersih.

Desa yang terletak di Gresik, Jawa Timur ini berdiri di atas tanah merah, tanah hitam, dan materi kapur. Oleh sebab itu, hingga kedalaman 20 meter dari permukaan tanah, warga belum bisa mendapatkan air—kecuali pada Laga Geneng yang menghasilkan sedikit air.

Baca Juga : Sebelum Beli Kamera Buat Traveling, Baca Dulu Cara Simpel Ini

Karena kelangkaan air inilah warga Desa Doudo juga dikenal sebagai masyarakat yang memanfaatkan air hujan sebagai pemenuhan kebutuhan akan air.

Namun keadaan mulai berubah ketika warga Desa Doudo mendapatkan bantuan pengeboran sumur dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik. Tidak hanya itu, Pertamina EP Asset 4 Field Poleng juga memberikan bantuan perluasan akses air ke rumah penduduk.

Menyiram tanaman tanpa takut menyebabkan kekeringan.
Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia

Menyiram tanaman tanpa takut menyebabkan kekeringan.

Bahkan desa yang dikenal akan kekeringan air, saat ini bisa dibilang menjadi desa yang mandiri akan salah satu sumber airnya. Warga dapat menyirami tanaman di desa dan mengisi air kolam ikan mereka tanpa perlu merasa was-was akan berdampak pada kekeringan.

Source : nationalgeographic.co.id

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest