Pantas Dilaporkan ke Densus 88, ACT Ternyata Ketahuan Kirim Dana Buat Kegiatan Terlarang, Foto Pendirinya Jadi Bulan-bulanan

Senin, 04 Juli 2022 | 19:58
Facebook

ACT ketahuan mengirimkan dana buat kegiatan terlarang. PPATK sudah melaporkan temuannya ke Densus 88. Foto pendiri ACT jadi bulan-bulanan.

Fotokita.net - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus menjadi sorotan publik.Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tengah menganalisis kiriman dana dari ACT untuk kegiatan terlarang. Temuan awal ini sudah dilaporkan kepada Densus 88 dan BNPT. Foto pendiri ACT jadi bulan-bulanan di media sosial.

Manajemen Yayasan ACT sudah memberikan pernyataan resmi terkait pemberitaan Tempo yang mengungkap hasil investigasinya terkait lembaga kemanusiaan yang terdaftar di Kementerian Sosial (Kemensos) ini. Laporan Tempo yang mengungkap aib ACT membuat lembaga ini pontang-panting menepis tudingan miring.

Laporan itu juga mengungkap dugaan penyelewangan dana sedekah umat untuk kepentingan pribadi pendiri ACT, Ahyudin. Rupanya, PPATK sudah lama mengawasi kiriman dana ACT untuk kegiatan terlarang. Temuan ini sudah dilaporkan ke Densus 88 dan BNPT. Foto pendiri ACT jadi bulan-bulanan netizen di media sosial.

Isu dana sedekah umat yang dipakai untuk membayari gaji petinggi ACT, yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah, sudah ditepis manajemen yayasan didirikan sejak 2005 itu. Manajemen juga merespon tagar'aksi cepat tilep' hingga 'jangan percaya act' yang trending di media sosial.

Saat menggelar konferensi pers pada Senin (4/7/2022), Presiden ACT Ibnu Khajar mulanya menekankan perihalkelembagaan ACT. Ibnu Khajar menyebut, ACT merupakan lembaga kemanusiaan yang terdaftar di Kementerian Sosial, bukan lembaga amil zakat.

"ACT adalah NGO yang sudah berkiprah di 47 lebih negara supaya menjadi kebanggaan bangsa ini. ACT menjadi penyalur bantuan kebaikan dermawan. Ini perlu kami sampaikan di awal," papar Ibnu.

Dalam kesempatan itu, Ibnu juga meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat perihal ramainya pemberitaan mengenai ACT. Sebagai informasi pemberitaan itu melatarbelakangi kemunculan tagar #AksiCepatTilep, pada Minggu (3/7/2022) malam, ramai #JanganPercayaACT.

Baca Juga: Duit Sedekah Disebut Buat Cicil Rumah, Foto Sosok Istri Ketiga Pendiri ACT Dicari-cari, Jenderal Polri Sampai Turun Tangan

"Permohonan maaf yang luar biasa sebesar-besarnya kepada masyarakat mungkin kurang nyaman terhadap pemberitaan," sebut Ibnu.

Ibnu juga menyakinkan kepada wartawan bahwakondisi keuangan lembaga yang dipimpinnya baik-baik saja.

"Berkaitan langsung dengan kondisi lembaga. Yang pertama, kami ingin sampaikan kondisi keuangan lembaga. Pertama, kami sampaikan bahwa kondisi lembaga, alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah SWT, Aksi Cepat Tanggap dalam kondisi baik-baik saja,"jelasIbnu.

Di depan wartawan yang hadir di kantor ACT, Ibnu menepis kabar bahwa kondisi keuangan ACT bermasalah. Dia sekali lagi menyampaikan bahwa kondisi keuangan ACT baik-baik saja.

"Mungkin dari beberapa pemberitaan ada yang menyinggung dan lain-lain. Kami sampaikan insyaallah lembaga ini baik-baik saja," katanya.

Ibnu juga menyampaikan bahwa selama ini ACT selalu konsisten melakukan audit setiap tahun. Bahkan dari audit itu, disebutnya, ACT selalu mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

"Dan kita bersyukur secara keuangan, Aksi Cepat Tanggap konsisten setiap tahun sejak 2005 lembaga ini berdiri di 21 April sampai saat ini lembaga disiplin melakukan audit, dan setiap audit kita mendapatkan WTP, wajar tanpa pengecualian. Ini menjadi poin tersendiri," beber Ibnu. "Tata kelola lembaga ini berjalan dengan baik," imbuh dia.

Baca Juga: Dituding Terima Gaji Rp 250 Juta dari Duit Sedekah, Ahyudin Pendiri ACT Ternyata Sudah Punya Lembaga Baru, Foto Wajahnya Sengaja Disebarkan

Facebook

ACT ketahuan mengirimkan dana buat kegiatan terlarang. PPATK sudah melaporkan temuannya ke Densus 88. Foto pendiri ACT jadi bulan-bulanan.

Ibnu juga meluruskan pemberitaan Tempo mengenaiisu kudeta terhadap pemimpin lembaga kemanusiaan ini sebelumnya, Ahyudin.

Isu kudeta terhadap Ahyudin dimuat majalah Tempo dengan tajuk 'Kantong Bocor Dana Umat'. Salah satu tulisan majalah tersebut ialah peristiwa lengsernya Ahyudin pada 11 Januari.

Disebutkan, ada 40 orang datang ke ruang kerja Ahyudin, yang terdiri atas Pengawas Yayasan ACT, Presiden ACT Ibnu Khajar, hingga dewan pembina ACT, untuk meminta tanda tangan pengunduran diri hari itu juga dengan ancaman tidak akan ke luar ruangan sampai Ahyudin memutuskan mundur.

Ibnu meluruskan informasi tersebut. Menurutnya, pengunduran diri itu diterima Ahyudin dengan lapang dada dan berjalan lancar.

"Sempat dipublikasikan di majalah Tempo kemarin tentang kejadian di 11 Januari. Kami ingin sampaikan bahwa kejadian di 11 Januari ini adalah kemauan dari semua elemen pemimpin lembaga, bukan cuma kantor pusat, juga di cabang-cabang," kata Ibnu.

Ibnu menyebut bahwa ada kesadaran kolektif dari semua pihak untuk memperbaiki ACT. Ibnu mengatakan bahwa semua leader lembaga, baik dari pusat maupun di daerah, datang ke Jakarta untuk memberikan nasihat dan masukan kepada Ahyudin atas kondisi lembaga.

"Sehingga pada waktu itu kita bersyukur sebenarnya, dengan mudah, dengan lapang dada, pemimpin sebelumnya, Pak Ahyudin, menandatangani surat pengunduran dirinya," sebutnya.

Baca Juga: Jadi Buronan Densus 88, Dwi Dahlia Susanti Fasilitator Keuangan ISIS Punya Karir Cemerlang di Instansi Pemerintah, Foto Lawasnya Dikomentari

Facebook

ACT ketahuan mengirimkan dana buat kegiatan terlarang. PPATK sudah melaporkan temuannya ke Densus 88. Foto pendiri ACT jadi bulan-bulanan.

Ibnu menyebut mereka, termasuk Dewan Syariah, memberi nasihat dan masukan secara baik-baik kepada Ahyudin. Motivasi awal pertemuan 11 Januari itu disebut untuk memperbaiki, bukan ribut-ribut.

Ibnu juga mengungkap, sejak Ahyudin mundur pada 11 Januari, ACT melakukan proses selanjutnya, yakni rapat pembina. Ahyudin disebut diundang pada rapat yang berlangsung pada 20 Januari 2022.

"Beliau menyampaikan pada kami lewat WA bahwa beliau sedang di luar kota dan beliau sampaikan memberikan apa namanya... kuasa pada kita semuanya untuk melanjutkan prosesnya dengan baik," ujar Ibnu.

Ahyudin disebut menyetujui proses yang terjadi dalam rapat pembina tersebut. Khajar pun menegaskan tidak ada yang namanya kudeta terhadap pemimpin ACT sebelumnya.

"Beliau setuju prosesnya dijalankan dengan baik dan beliau sampaikan nanti kalaupun sudah diperlukan tanda tangan basahnya sepulang dari luar kota maka beliau berkenan diatur waktunya. Jadi sampai tanggal 20 Januari kondisinya baik-baik saja," kata dia.

"Ini perlu kami sampaikan untuk menepis beberapa informasi seolah-olah pada tanggal 11 Januari terjadi semacam kudeta atau apa," imbuh Khajar.

Pantas dilaporkan ke Densus 88, ACT ternyata ketahuan kirim dana buat kegiatan terlarang. Foto pendirinya sampai jadi bulan-bulanan di media sosial.

Baca Juga: Diciduk Densus 88, Ustaz Farid Okbah Unggah Foto Bareng Jokowi, Ini Permintaannya

Facebook

ACT ketahuan mengirimkan dana buat kegiatan terlarang. PPATK sudah melaporkan temuannya ke Densus 88. Foto pendiri ACT jadi bulan-bulanan.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sedang meganalisa aliran dana dari ACT. Sebagian hasil analisis sudah diserahkan ke aparat penegak hukum.

"Iya kami sudah proses sejak lama dan sudah ada hasil analisis yang kami sampaikan kepada aparat penegak hukum," kata Ketua PPATK Ivan, kepada wartawan, Senin (4/7/2022).

Ivan menuturkan dari hasil analisis sementara teridentifikasi ada penyalahgunaan dana terkait aktivitas terlarang. Dia mengatakan hasil analisis sudah diserahkan ke Densus 88 dan BNPT.

"Transaksi mengindikasikan demikian (penyalahgunaan). Indikasi kepentingan pribadi dan terkait dengan dugaan aktivitas terlarang. Ke Densus, BNPT ya (laporan diserahkan)," tuturnya.

Ivan menyampaikan proses analisa masih dilakukan. Nantinya kata Ivan hasil selanjutnya akan diserahkan ke aparat penegak hukum.

"Proses masih kami lakukan hasilnya segera akan kami serahkan kembali ke aparat penegak hukum," ucapnya.

Baca Juga: Pantas Berani Tantang Pasukan Khusus TNI dan Polri, Teroris OPM Disebut Punya Keunggulan Ini Buat Ladeni Densus 88 di Hutan Papua

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya