Diklaim 95 Persen Ampuh Lawan Covid-19, 3 Warga Singapura Malah Nyaris Meninggal Usai Disuntik Vaksin Buatan Negara Ini

Sabtu, 30 Januari 2021 | 21:24
Sky News

Joe Biden disuntik vaksin Covid-19 Pfizer

Fotokita.net - Diklaim 95 persen ampuh lawan Covid-19, 3 warga Singapura malah alami efek samping parah hingga nyaris meninggal usai disuntik vaksin buatan negara ini.

Vaksin Pfizer sempat membawa angin segar ketika mengumumkan klaim efektivitasnya yang mencapai 90 persen.

Pada Rabu, (18/11/2020) pembuat vaksin memperbarui efektivitasnya menjadi 95 persen, seperti dikabarkan The New York Times, Rabu (18/11/2020).

Data menunjukkan bahwa vaksin tersebut mencegah bentuk Covid-19 yang ringan dan parah menurut perusahaan itu.

Baca Juga: Belum Sebulan Jadi Presiden AS, Joe Biden Sudah Bikin Warga Amerika Murka Usai Ungkap Rencana Buat Dalang Bom Bali 2002

Vaksin itu diklaim 94 persen efektif pada orangtua, yang lebih rentan terinfeksi Covid-19 parah dan tidak menanggapi dengan kuat beberapa jenis vaksin.

Ahli imunologi di Universitas Yale, Akiko Iwasaki, mengatakan hasil pada orang di atas 65 tahun adalah yang paling menjanjikan.

“Kami tahu dari vaksin influenza bahwa sangat sulit untuk mencapai perlindungan pada kelompok usia ini dengan vaksin. Jadi keampuhan 94 persen pada kelompok itu sangat luar biasa,” katanya.

Baca Juga: Disebut Kena Sindir Orang Nomor 1 Indonesia, Raffi Ahmad Malah Ungkap Respons Jokowi Usai Divaksin Dosis Kedua

Permohonan izin darurat

Bahkan, perusahaan yang bekerja sama dengan BioNTech itu mengatakan bahwa perusahaan berencana untuk mengajukan permohonan izin darurat ke Food and Drug Administration (FDA) atau BPOM Amerika Serikat dalam beberapa hari ke depan.

Hal itu meningkatkan harapan bahwa vaksin Pfizer dapat berfungsi dan segera menjadi kenyataan.

Dilansir CNN, Rabu (18/11/2020), uji coba vaksin coronavirus Pfizer itu merupakan analisis akhir dari Fase 3.

Baca Juga: Rasakan Efek Vaksin Covid-19, Ini Jadwal Ariel NOAH Jalani Vaksinasi Dosis Kedua

Pfizer mengatakan dari 43.661 sukarelawan yang terdaftar, 41.135 telah menerima dosis kedua dari vaksin atau plasebo.

Perusahaan juga mengatakan mereka telah mencoba merekrut beragam kelompok sukarelawan, untuk mencocokkan lebih dekat kelompok yang paling parah terkena dampak pandemi.

"Sekitar 42 persen peserta global dan 30 persen peserta memiliki latar belakang ras dan etnis yang beragam, dan 41 persen peserta global dan 45 persen berusia 56-85 tahun," kata Pfizer.

Baca Juga: Blak-blakan Akui Sebagai Anak PKI, Anggota DPR Ini Tolak Divaksin Covid-19, Berikut Sepak Terjangnya

Freepik
Freepik

Vaksin Covid-19 buatan Pfizer Biontech terbukti ampuh lawan varian baru virus corona.

Klaim efektif

150 lokasi uji klinis di Amerika Serikat, Jerman, Turki, Afrika Selatan, Brasil, dan Argentina akan terus mengumpulkan informasi tentang kemanjuran dan keamanan selama dua tahun lagi.

Perusahaan itu menemukan ada 170 kasus infeksi virus corona di antara relawan yang mengambil bagian dalam uji coba.

Dikatakan, 162 infeksi terjadi pada orang yang mendapat plasebo, atau suntikan garam biasa, sementara delapan kasus terjadi pada peserta yang mendapat vaksin sebenarnya. Itu sebabnya diklaim manjur 95 persen.

"Khasiat konsisten di seluruh usia, ras dan demografi etnis," menurut keterangan Pfizer dan mitranya BioNTech dalam pernyataan bersama.

Baca Juga: Disebut Vaksinasi Jokowi Gagal, Ini Penjelasan Ahli Kenapa Lengan Presiden Tidak Disuntik 90 Derajat

Sebuah kelompok independen telah mengawasi hasil dan efek samping. "Sampai saat ini, Komite Pemantau Data untuk studi tersebut belum melaporkan masalah keamanan yang serius terkait dengan vaksin tersebut," kata perusahaan tersebut.

Satu-satunya kejadian merugikan Tingkat 3 (parah) yang terjadi lebih besar dari atau sama dengan 2 persen dalam frekuensi, setelah dosis pertama atau kedua adalah kelelahan pada 3,7 persen setelah dosis 2.

Baca Juga: Dituntut Tak Boleh Keluyuran Selama 30 Hari, Raffi Ahmad Cuma Bisa Lakukan Ini Usai Disindir Jokowi Saat Divaksin Kedua Kali

Masih dari The New York Times, jika vaksin telah resmi nantinya perlu diperhitungkan bagaimana vaksin itu didistribusikan.

Pfizer akan mengirimkan vaksin dalam kotak khusus berisi 1.000 hingga 5.000 dosis yang diisi dengan es kering dan dilengkapi dengan sensor berkemampuan GPS.

Vaksin Pfizer dapat disimpan di freezer konvensional hingga lima hari atau dalam pendingin khusus hingga 15 hari, selama es kering diisi ulang dan kotaknya tidak dibuka lebih dari dua kali sehari.

Vaksin harus disimpan pada suhu minus 94 derajat Fahrenheit, lebih dingin dari vaksin lain yang sedang dikembangkan.

Sementara itu menurut CNN, vaksin Pfizer harus disimpan pada suhu minus 75 derajat Celcius, atau minus 103 derajat Fahrenheit. Jauh di bawah kemampuan freezer standar.

Baca Juga: Dikabarkan Masih Memendam Cinta Sampai Masih Kerap Berjumpa Diam-diam, Luna Maya Terang-terangan Bilang Ogah Nikah Bawah Tangan dengan Ariel Noah

Sementara itu, usai di vaksin covid-19 buatan Pfizer-BioNTech, tiga warga Singapura mengalami efek samping yang sangat parah.

Efek samping yang dialami oleh tiga warga Singapura penerima vaksin tersebut adalah anafilaksis.

Baca Juga: Belum Seminggu Jadi Kapolri, Listyo Sigit Sudah Ditantang Penjarakan Sosok Ini: Umat Sudah Teriak!

Mereka mengalami sesak napas, bibir bengkak, pusing, ruam kulit, dan juga sesak tenggorokan setelah menerima suntikan vaksin.

Gejalan ini tergolong sangat parah dialami usai di vaksin covid-19 buatan Pfizer-BioNTech.

Tiga penerima mengalami anafilaksis yaitu gejala reaksi alergi yang sangat parah dan bisa mengancam nyawa jika tidak segera diatasi dengan benar.

Baca Juga: Disebut Pahlawan Hingga Karyanya Diakui Dunia, Ini Alasan Sosok Peracik Bumbu Indomie Nunuk Nuraini Jarang Tersorot Kamera

Dilaporkan kejadian warga di vaksin covid-19 buatan Pfizer-BioNTech ini baru pertama kalinya terjadi.

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) menerangkan Kamis (28/1/2021), ketiga orang ini berusia 20-an dan 30-an.

Ketiga orang ini langsung ditangani dokter segera setelah menunjukan gejala efek samping.

Baca Juga: Tertangkap Kamera Saat Pelesiran Keluar Bui, Penampilan Baru Tukang Cuci Mobil Ini Bikin Syok Usai Garong Uang Negara Rp 2,3 Triliun

Adapun penerima vaksin corona di Singapura akan dipantau selama 30 menit setelah divaksinasi.

Ketiga orang ini telah sembuh total setelah dirawat selama sehari di rumah sakit.

Mereka tidak akan lagi menerima dosis kedua vaksin, yang dijadwalkan tiga pekan setelah menerima dosis pertama.

MOH menyatakan lebih jauh bahwa tiga penerima vaksin ini memiliki sejarah alergi yaitu alergi musiman atau rhinitis dan alergi terhadap kerang.

Namun, tidak ada yang memiliki sejarah anafilaksis.

Baca Juga: Bak Panggang Jauh Dari Api, Terus-terusan Diklaim Jokowi, Media Asing Soroti Kondisi Indonesia Usai Lewati 1 Juta Kasus Covid-19

MOH melarang siapapun yang memiliki sejarah anafilaksis untuk menerima vaksin Covid-19.

Insiden Langka

Insiden ini dikategorikan sangat langka karena hanya 2,7 kasus dari total 110.000 dosis vaksin yang telah disuntikan di negeri “Singa”.

Angka ini sama dengan kasus efek samping yang dilaporkan di dunia.

Baca Juga: Disebut Sering Alami 2 Penyakit Kronis, Begini Kondisi Habib Rizieq Shihab Usai Dipindah dari Sel Tahanan Polda Metro: Allahu Akbar!

Direktur Pelayanan Kesehatan MOH Profesor Kenneth Mak mengatakan anafilaksis adalah salah satu dari efek samping vaksin Pfizer namun sangat langka terjadi.

Sama seperti vaksin-vaksin lain, akan ada sekelompok kecil penerima yang mengalami gejala efek samping alergi parah, Mak menyampaikan.

Baca Juga: Ikut-ikutan Nyinyir ke Orang Minang, Denny Siregar Langsung Kena Semprot Sosok Ini: Jadi Modal Komisaris Bro?

Pemerintah Singapura menargetkan 5,7 juta warga Singapura, Permanent Resident, dan pemegang izin tinggal jangka panjang akan selesai divaksinasi paling lambat akhir tahun ini.

Vaksinasi akan diberikan gratis kepada kelompok warga di atas dan bersifat sukarela namun sangat direkomendasikan.

Baca Juga: Bikin Kagum Karena Terbebas Covid-19, Ini Fakta Menarik Suku Baduy yang Jarang Diketahui

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya