Tuding JK Alihkan Isu Habib Rizieq, Begini Nasib Calon Wali Kota Makassar Danny Pomanto Usai Penghitungan Suara KPU Selesai

Kamis, 17 Desember 2020 | 08:26
Sonora.ID

Danny Pomanto nyoblos di TPS 001, kelurahan Maricayya, kecamatan mamajang, Makassar. Didampingi keluarga

Fotokita.net - Tuding JK alihkan isu Habib Rizieq, begini nasib calon wali kota Makassar Danny Pomanto usai penghitungan suara KPU selesai.

Rekaman suara calon Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny Pmanto) yang menuding Jusuf Kalla di balik penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo viral di media sosial.

Berikut transkip isi rekaman tersebut:

Baca Juga: Bukan Denny Siregar, Rekaman Suara Sosok Ini Bikin Gempar Jagat Maya Usai Sebut Jusuf Kalla Jadi Dalang Di Balik OTT Edhy Prabowo, Sengaja Alihkan Isu Habib Rizieq?

Makanya kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap, itu berarti JK (Jusuf Kalla). JK (dan) Anies tuh. Maksudnya kontrolnya di JK.

Artinya begini, dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua, nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, Prabowo dan Jokowi baku tabrak.

Ini kan politik saja. Terbaca ya. Kemudian mengalihkan (isu) Habib Rizieq. Ini mau digeser (isu) JK dan Habib Rizieq.

Baca Juga: Main Tuding Jusuf Kalla Jadi Dalang OTT Edhy Prabowo, Begini Nasib Calon Wali Kota Ini Usai Penghitungan Suara Pilkada Makassar Selesai

JK yang main, karena JK yang paling diuntungkan dengan ini. Coba lihat siapa yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy Prabowo? JK lagi dihantam, beralih ke Edhy Prabowo kan.

Kedua, Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pade di sini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Apalagi, dia mengkhianati Jokowi.

Jadi yang paling untung ini JK berarti. Chaplin yang untung. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita hafal apa yang dia mau main ini.

Baca Juga: Akui Pemilik Suara yang Tuding Jusuf Kalla Jadi Dalang OTT Edhy Prabowo, Calon Wali Kota Makassar Kini Kebingungan, KPK Diminta Segera Lakukan Ini

Saat dikonfirmasi, Danny membenarkan jika rekaman tersebut adalah suaranya yang direkam saat diskusi ringan bersama Laskar Merah Putih (LMP) pada 27 November 2020.

Diskusi ringan tersebut dilakukan di rumahnya dan membahas politik nasional yang di bahas di media massa.

Baca Juga: Disentil Ketua KPK Soal Hukuman Mati Buat Koruptor Bansos Covid-19, Begini Nasib Menteri Jokowi Ini Usai Ambil Cuan Bantuan Pemerintah Hingga Jadi Tersangka

Ia bercerita tidak mengetahui ada yang merekam diskusi tersebut. “Diskusi ringan itu di rumah pribadi saya yang merupakan area private.

Diskusi ringan itu bersama LMP membahas kondisi terkini politik nasional yang dimuat dalam majalah Gatra dan tempo tentang analisis hubungan JK-Anis-KPK dan Edy Prabowo,” jelas Danny Pomanto kepada Kompas.com, Minggu (6/12/2020) dini hari.

Baca Juga: Tampak Kompak Pimpin Indonesia, Jusuf Kalla Blak-blakan Punya Pendapat Berbeda dengan Jokowi, Nama Ahok Ikut Disinggung

Menurutnya, rekaman tersebut telah diedit dan sebarluaskan secara masif di media sosial untuk menjatuhkannya jelang pilkada.

“Jadi dia yang merekam sendiri, sebar sendiri dan tersinggung sendiri. Ini rekaman menjadi bahan serangan politik kepada saya."

"Ini disinyalir sebagai pemufakatan jahat untuk memfitnah dan menyudutkan saya dengan harapan Danny-Fatma kalah dalam Pilwali Kota Makassar 2020.

Ini ternyata sudah lama direncanakan,” tuturnya. Danny mengatakan perekam suara tersebut adalah bos Bosowa yang ia sebut masuk dalam LMP.

Baca Juga: Ajakan Jihad Lewat Azan Bikin Jusuf Kalla Meradang, Ustaz Yusuf Mansur Malah Singgung Ini Usai Tanggapi Video Viral di Medsos

Kompas.com/Fabian Januarius Kuwado
Kompas.com/Fabian Januarius Kuwado

Jusuf Kalla dan Anies Baswedan saat melayat ke rumah duka almarhum Daoed Joesoef, Jalan Bangka VII, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2018).

“Kami sudah tahu pelaku perekamnya, ternyata bosnya Bosowa Taksi Online yang menyusup masuk dalam LMP yang sedang berdiskusi ringan dengan saya.

Itupun yang dibahas sudah dimuat di beberapa media, jadi kami menganalisis saja apa yang disajikan media kepada pembacanya,” tuturnya.

Terkait kasus tersebut, Danny melalui kuasa hukumnya Ilham Rasyid telah melaporkan kasus dugaan tindakan pencemaran nama baik ke polisi.

Baca Juga: Anak dan Menantu Jokowi Di Ambang Kemenangan, Media Asing Soroti Pilkada 2020, Dinasti Politik Istana Jadi Pemicunya

Laporan sudah masuk pada Sabtu (5/12/2020) malam. "Tadi malam (Sabtu 5/12/2020) juga kita sudah laporkan ke Polrestabes Makassar terkait tindak pidana pencemaran nama baik melalui ITE.

Kuasa hukum saya melaporkan orang yang merekam, mengedit dan menyebarkan. Kita sudah tahu orangnya dan kita tunggu pihak penyidik menindak lanjuti laporan tersebut,” kata Danny.

Baca Juga: Disebut Banyak Kejanggalan, Orang Tua Ini Malah Gembira Putranya Tewas Usai Kawal Habib Rizieq: Anak Saya Mati Syahid

Sementara itu, Juru Bicara Danny Pomanto Aloq Alnatsar meminta publik untuk mencermati isi rekaman suara itu dengan baik.

Ia menampik tudingan rekaman suara diduga Danny itu menyerang dan memfitah Jusuf Kalla karena diskusi itu sangat bersifat internal.

"Isi rekaman itu bagian dari analisis saja terhadap fenomena politik yang bekermbang. Itu hanya diskusi biasa," kata Aloq.

"Harusnya yang dipersoalkan adalah orang yang merekam itu. Kami akan ambil langkah hukum dengan melaporkan orang ini ke polisi," jelas Aloq.

Baca Juga: Jagoan Megawati dan PDIP Menang dalam Hitungan Sementara, Wali Kota Risma Nurut Diminta Pose Begini di Depan Kamera: Saranghae Surabaya!

Kasus rekaman suara Danny tersebut dilaporkan ke Polda Sulsel terkait dugaan pencemaran nama baik, Sabtu (5/12/02020).

Hal tersebut dibenarkan Direktur Ditreskrimsus Polda Sulsel Kombes Widony Fedri.

"Benar. Tapi cuma kita terima aja dulu. Nanti habis pilkada (baru diperiksa)," ujar Widony saat dikonfirmasi wartawan.

Sementara itu Yusuf Gunco, penasihat hukum yang juga menjadi perwakilan pelapor mengatakan dasar laporannya merujuk pada UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Baca Juga: Alasan 4 Pengawal Habib Rizieq yang Ditembak Mati Tak Diborgol Diungkap, Ini Pesan Imam Besar FPI dari Dalam Sel Rutan Polda Metro

"Iya benar. Kami berharap laporan ini diproses," ujar Yusuf Gunco. Dalam keterangan tertulisnya, Solihin Kalla, putra sulung dari Jusuf Kalla mengatakan bahwa ucapan dalam rekaman suara yang diduga Danny Pomanto itu sebagai fitnah kepada orangtuanya.

"Kami putra-putri Jusuf Kalla sangat keberatan dengan fitnah keji yang dituduhkan kepada orangtua kami dalam rekaman yang diduga suara Danny Pomanto," tulis Solihin Kalla.

Baca Juga: Sama-sama Jadi Musuh Amerika, Diktator Irak Saddam Hussein Dihukum Gantung, Osama Bin Laden Meregang Nyawa di Ujung Senjata

Kini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar telah mengumumkan pemenang dari Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, yakni pasangan nomor urut 01, Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma).

Berdasarkan hasil perhitungan akhir rekapitulasi suara tingkat KPU Makassar pada 15 kecamatan, Danny-Fatma menang dengan total perolehan sebanyak 218.908 suara atau sebesar 41,3 persen.

Disusul pasangan nomor urut 2, Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman), sebanyak 184.094 suara dengan persentase 34,7 persen. Di posisi ketiga, pasangan nomor urut 3, Syamsu Rizal MI-Fadli Ananda (Dilan), memperoleh 100.869 suara dengan persentase 19,0 persen.

Baca Juga: Tambah Ngamuk Usai Anak Gadisnya Terus Dipojokan di Media, Sule Ungkap Bukti Anak Teddy Dapat Jatah Bulanan Hingga Sebut Saksi Kunci

Sedangkan perolehan suara pasangan nomor urut 4, Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun Armin NH (Imun), sebanyak 25.817 ribu, dengan persentase 4,9 persen dan tersebar hampir di semua TPS.

Jumlah suara sah sebanyak 529.668. suara tidak sah 7.897. Suara pemilih laki-laki sebanyak 233.881, dan pemilih perempuan 283.812 ribu. Total suara sah dan tidak sah tercatat 537.585 suara.

"Alhamdulillah, setelah selesai rekapitulasi tadi malam, langsung juga ditetapkan hasilnya," kata Abdul Rahman Jalaluddin, salah satu anggota KPU Makassar, Rabu, 16 Desember 2020.

Baca Juga: Kerap Dipuji Karena Umbar Penampilan Sederhana, Menantu Jokowi Kepergok Pakai Tas dan Sepatu Seharga Rp 18 Juta Saat Ikut Nyoblos di Pilkada Solo

Mantan anggota DPRD Makassar dua periode, Muhammad Iqbal Djalil, yang turut terlibat dalam tim pemenangan Danny-Fatma menyatakan turut senang dan bergembira atas kemenangan itu.

"Ini kemenangan bersama, dan mari kita bersama-sama dukung dan doakan serta kawal program kerja Danny-Fatma ke depan," tutur Ustaz Ije, sapaan akrabnya.

(berbagai sumber)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya