Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Kekalahannya dari Joe Biden Jadi Olok-olok Media Besar Dunia, Kini Donald Trump Terima Nasib Diceraikan Melania

Senin, 09 November 2020 | 07:49
Bussiness Insider

Donald Trump dan Melania Trump positif Covid-19.

Fotokita.net - Bak sudah jatuh tertimpa tangga, kekalahannya dari Joe Biden jadi olok-olok media besar dunia, kini Donald Trump terima nasib diceraikan Melania.

Dengan tajuk utama seperti 'God Bless America', media besar di seluruh dunia menyambut baik kekalahan Donald Trump namun memperingatkan presiden terpilih Joe Biden bahwa dia menghadapi tantangan besar dalam memulihkan Amerika Serikat (AS).

Melansir AFP, media internasional juga memusatkan perhatian pada prestasi Kamala Harris, pasangan Biden yang akan menjadi wakil presiden perempuan kulit hitam pertama AS.

Baca Juga: Disebut Orang Amerika Palsu, Ternyata Kamala Harris Telat Nikah Karena Sibuk Urus Ini Hingga Bungkam Nyiyiran Wapres AS

"Fajar baru bagi Amerika," demikian tajuk utama The Independent, media di Inggris yang menampilkan Biden berdiri di samping Harris dan mencatata capaian bersejarah mereka.

Sementara The Sunday Time memuat gambar seorang wanita kulit hitam yang sedang merayakan dengan berhias bendera AS bertajuk 'Sleepy Joe membangunkan Amerika'.

Panggilan 'Sleepy Joe' mengejek Trump, nama yang sering dipakai Trump untuk menghina Biden.

Baca Juga: Sukses Gulingkan Donald Trump, Joe Biden Cetak 4 Rekor di Pilpres AS 2020, Tapi Sosok Ini Malah Ingatkan Dampak Buruknya Buat Indonesia

Sementara tabloid The Sunday People muncul dengan mencetak tulisan kapital bertuliskan 'GOD BLESS AMERICA'.

Surat kabar di Jerman, Bild memuat foto Trump dengan judul 'Keluar tanpa rasa hormat'.

Adapun koran berhaluan kiri di Jerman, Suddeutsche Zeitung menulis tajuk mereka 'Pembebasan yang sesungguhnya, Sangat melegakan'. Media-media itu mencatat bahwa Biden kini 'mewarisi' beban berat, tidak seperti yang dihadapi para pendahulu-pendahulunya.

Baca Juga: Selamat Joe Biden! Kalahkan Donald Trump Usai Lewati Angka Keramat Ini, Ternyata Mantan Wakil Barack Obama Berusaha Kubur Tragedi Keluarganya

Di Australia, tabloid Daily Telegraph yang dimiliki oleh taipan media Rupert Murdoch juga berfokus pada pembangkangan yang digelorakan Trump (terhadap hasil pemilihan) dan mendeskripsikan Trump sebagai sosok yang 'penuh amarah'.

Sementara itu, media terkemuka di Brasil melaporkan kekalahan Trump dengan mengaitkan atau menyindir pemimpin tertinggi mereka sendiri, Jair Bolsonaro yang sering kali menolak fakta berbasis saintifik.

Baca Juga: Terus-terusan Ngamuk Soal Hitung Suara Pilpres AS, 3 Stasiun TV Ini Mendadak Stop Siaran Langsung Pidato Donald Trump

AP/Frank Augstein

Surat kabar hari ini dipajang dengan sebagian besar halaman depan mengacu pada pemilihan AS di London, Jumat, 6 November 2020.

"Kekalahan Trump menghukum serangan terhadap peradaban, itu adalah pelajaran bagi Bolsonaro," tulis Folha de Sao Paulo salah satu surat kabar harian utama di Brasil.

"Semoga para pemimpin Brasil menangkap semangat zaman atau mati seperti Trump, yang sudah terlambat meninggalkannya "Semoga para pemimpin Brasil menangkap semangat zaman - atau mati, terlambat seperti Trump."

Sementara media El Mundo, sayap kanan-tengah Spanyol mengucapkan ucapan selamat kepada Biden sebagai selamat tinggal kepada populisme Trump dan menggambarkan sosok Harris sebagai simbol pembaruan.

Di Swedia, media terbesarnya Dagens Nyheter menulis judul opini-editorial dengan mengatakan 'Kemenangan yang pahit, Biden akan berjuang menyembuhkan AS'.

Baca Juga: Dipastikan Jadi Pemenang Pilpres AS 2020, Ternyata Joe Biden Berusaha Kubur Tragedi Keluarganya, Ini Rekam Jejak Mantan Wakil Barack Obama

Media itu menggambarkan sumpah Biden untuk mengembalikan AS secara normal sebagai 'misi yang mustahil'.

"Hasil pemilihan menunjukkan negara yang terpecah belah, dan akan sulit bagi Biden untuk melaksanakan program reformasi yang telah dia janjikan kepada para pemilihnya," tulis media itu.

Baca Juga: Bikin Tiongkok Meradang Hingga Siap Perang, Negara Tetangga Indonesia Ini Nekat Cari Minyak di Laut China Selatan, Amerika Langsung Ulurkan Bantuan

(JIM WATSON / AFP)
(JIM WATSON / AFP)

Penghitungan suara dalam Pilpres AS 2020 antara Joe Biden dan Donald Trump

Harian konservatif Swedia, Svenska Dagbladet memperingatkan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh jutaan orang Amerika yang akan terus percaya retorika berbahaya Trump bahwa pemilihan telah dicuri darinya.

"Pemilihan sudah berakhir tetapi konflik terus berlanjut," ungkap judul tajuk rencana media itu.

"Separuh negara bagian, setengah dari mereka yang setidaknya memberikan suara, mungkin masih punya rasa bahwa ada sesuatu yang sangat salah setelah berbulan-bulan pertarungan dan suara-suara yang mempertanyakan pemilihan itu sendiri. Bahwa sistem pemilihan itu telah dicurangi dan tidak dapat dipercaya."

Baca Juga: 3 Negara Bagian Ini Jadi Penentu Kemenangan, Indonesia Bakal Kena Getahnya Jika Donald Trump Kalah: Pak Harto Jatuh, Presidennya Partai Demokrat

Sementara itu, seorang mantan pejabat Gedung Putih mengeklaim bahwa Ibu Negara Amerika Serikat (AS) Melania Trump berencana mengakhiri "pernikahan transaksional"-nya selama 15 tahun dengan Presiden AS Donald Trump usai kekalahan suaminya itu di ajang pilpres.

Melansir Daily Mail, Melania menghitung setiap menitnya sampai dia berhasil keluar dari Gedung Putih dan bercerai dengan Trump.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Pulang ke Tanah Air Pada Tanggal Ini, Imam Besar FPI Bakal Tuntut Pejabat yang Menuduhnya Overstay di Arab Saudi

Mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih untuk Hubungan Publik, Omarosa Manigault Newman mengatakan bahwa alasan Melania enggan pergi selama Trump menjabat karena Trump dapat menemukan cara untuk bisa 'menghukumnya'.

nbcnews.com

Melania Trump dan Donald Trump

Selain Daily Mail, media terkemuka sepertiThe Sunday Timesjuga mengangkat isu ini.

Terlepas dari rumor yang beredar itu dan momen 'dingin' keduanya di depan umum, Melania mengeklaim bahwa dia memiliki 'hubungan hebat' dengan suaminya.

Trump sendiri selalu menegaskan bahwa hubungannya dengan Melania bahkan tidak pernah diwarnai perselisihan.

Kembali pada pemilihan presiden 2016 silam, Melania Trump sempat terkenal dengan rumor yang mengatakan bahwa dia menangis ketika suaminya menang.

Baca Juga: Lawan Beratnya Disebut Bakal Kuasai Gedung Putih, Donald Trump Punya Senjata Pamungkas, Ogah Akui Kemenangan Joe Biden?

Seorang teman dekat Melania mengatakan tangisannya karena wanita itu berharap Trump tidak pernah memenangkan kursi kepresidenan.

Sebelum pindah ke Washington, Melania masih berada di New York selama 5 bulan, diduga karena putranya dengan Trump, Barron perlu menyelesaikan masa studi di sana.

Baca Juga: Alhamdulillah, Bansos Tunai Rp 300 Ribu Cair di Bulan November, Cukup Isi Nama dan NIK KTP Buat Cek Penerima BST Di Link Ini

Namun, dugaan itu berbeda dengan klaim mantan ajudan bernama Stephanie Wolkoff yang mengatakan bahwa Melania pada saat itu sedang merundingkan perjanjian pasca pernikahan untuk memberi Barron warisan yang setara dari kekayaan Trump.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya