Terharu dan Merinding, Begini Cerita Mahasiswa Indonesia Ikuti Shalat Jumat Pertama di Hagia Sophia: Sambutan Allahu Akbar Bergema

Sabtu, 25 Juli 2020 | 11:32

Hagia Sophia memiliki makna besar sebagai simbol agama dan simbol politik

Fotokita.net - Hagia Sophia atau dalam bahasa Turki Ayasofia adalah magnet wisatawan mancanegara.

Monumen itu pertama kali dibangun sebagai Katedral di Kekaisaran Bizantium Kristen.

Namun, ketika Konstantinopel (Istanbul) ditaklukkan oleh Ottoman pada 1453, bangunan itu diubah fungsinya menjadi masjid.

Baca Juga: Malaysia Punya Utang Rp 3.500 Triliun, Sementara Pinjaman Indonesia Capai Rp 5.200 Triliun, Lantas Kenapa Negara Tetangga Kita Itu Justru Terancam Bangkrut?

Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang menurut para kritikus memangkas pilar sekuler negara mayoritas Muslim itu, telah mengumumkan bahwa ibadah shalat umat Islam di dalam Hagia Sophia dimulai pada 24 Juli mendatang.

Pada masa-masa sebelumnya, dia berulang kali menyerukan agar bangunan yang menakjubkan itu diganti namanya menjadi masjid dan pada 2018, dia bahkan pernah membacakan sebuah ayat dari Al Quran di Hagia Sophia.

Baca Juga: Belum Lagi Urusan Laut China Selatan Kelar, Sungai Mekong Jadi Arena Konflik Baru Amerika dan Tiongkok

Hagia Sophia yang dibangun sebagai gereja lalu sempat 'disekulerkan' dengan menjadi museum, kini kembali berubah menjadi masjid atas perintahPresiden Turki Tayyip Erdogan.

Keputusan ini lantas menuai kritikan dari berbagai belahan duniamulai dari Rusia, Yunani, hingga Amerika Serikat.

Ada yang menilainya sebagai hal yang memalukan ada pula yang menganggap keputusan Erdogan tersebut sebagai provokasi kepada dunia beradab.

Baca Juga: Bupati Jember Dimakzulkan Wakil Rakyat, DPRD dan Kepala Daerah di Sidoarjo Malah Kompak Goyang Penguin di Depan Kamera, Video Jogetnya Bikin Geger Netizen

Shalat Jumat pertama (24/7/2020) dilaksanakan di Hagia Sophia, gedung berusia 1.500 tahun yang semula adalah katedral dengan sambutan "Allahu Akbar" (Tuhan Maha Besar) oleh masyarakat di dalam dan di luar masjid yang mengikuti ibadah pertama dalam 86 tahun terakhir.

Sekitar 1.000 orang dizinkan untuk masuk ke Hagia Sophia melalui pemeriksaan keamanan, sementara yang lainnya melakukan shalat di seputar masjid.

freepik

Hagia Sophia

"Muslim sangat senang, semua orang ingin hadir di pembukaan (shalat Jumat pertama)," kata Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya Kamis (23/07).

Pada 1934, di bawah kepemimpinan Presiden Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Turki modern, setelah jatuhnya Ottoman, masjid itu dijadikan museum.

Baca Juga: Heboh Foto Tumpukan Uang Rp 100 Ribu Dimakan Rayap, Pihak Keluarga Beberkan Kronologinya, Lantas Bisakah Ditukar Baru?

Lukisan dan ornamen Kristiani ditutup tirai dengan menggunakan mekanisme khusus selama waktu shalat tetapi tetap akan dipajang.

Gedung ini dibangun pada abad keenam sebagai katedral namun dijadikan masjid pada 1453 ketika Ottoman, biasa disebut juga dengan Kekhalifahan Utsmaniyah, di bawah Mehmed II atau Sultan Muhammad al-Fatih menaklukkan Konstantinopel yang kemudian berganti nama menjadi Istanbul.

Baca Juga: Biarpun Punya Utang Rp 5.100 Triliun, Indonesia Justru Diprediksi Jadi Negara dengan Ekonomi Terbesar ke-5 Dunia Hingga Pukul Telak Malaysia, Kok Bisa?

REUTERS/UMIT BEKTAS

Jemaah menunggu dimulainya shalat Jumat di luar Masjid Agung Hagia Sophia, pada Jumat (24/7/2020). Untuk pertama kalinya Hagia Sophia menggelar shalat Jumat dalam 86 tahun terakhir.

Cerita mahasiswa Indonesia "sambutan Allahu Akbar, terharu dan merinding"

Dua orang mahasiswa Indonesia yang mengikuti shalat Jumat di seputar Hagia Sophia adalah Darliz Aziz dan Danis Nurul.

Darliz, mahasiswa asal Aceh, yang sudah berada di seputar Hagia Sophia, beberapa jam sebelum shalat dimulai, mengatakan walau matahari cukup terik, jemaah tetap bersemangat.

Baca Juga: Disebut-sebut Bakal Segera Dibubarkan Presiden Jokowi, Ternyata 3 Lembaga Ini Justru Selamat, Berikut Daftar 18 Badan yang Resmi Dialihkan Fungsi dan Tugasnya

"Saat Presiden Erdogan mengawali dengan awal surah Al-Baqarah, masyarakat menyambut dengan Allahu Akbar (Tuhan Maha Besar), bersemangat menyambut Hagia Sophia sebagai masjid," cerita Darlis.

"Saya merasakan suasana yang guyub dari masyarakat Turki, Mereka berdatangan dari seluruh provinsi yang ada di Turki dari berbagai kota.

Kebetulan, saya berjumpa dengan salah satu warga Turki yang berasal dari kota Denizli atau Pamukkale sebuah kota yang eksotis pemandangannya di Kawasan Barat Daya Turki."

MURAT CET NMUHURDAR/PPO via Reuters

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadiri Shalat Jumat di Masjid Agung Hagia Sophia, perdana dalam 86 tahun terakhir di Istanbul, pada 24 Juli 2020.

"Dia mengatakan mengajak keluarganya bersama untuk merayakan pengembalian status Hagia Sophia dan mereka rela menginap selama satu malam," tambah Darlis.

Sementara itu, Danis Nurul, seorang mahasiswi, berjalan sekitar empat kilometer menuju Hagia Sophia bersama dengan ribuan warga lain yang berbondong-bondong menuju masjid agung ini.

"Terasa sekali warga sangat antusias, tidak hanya dari Turki, tapi banyak juga yang datang dari negara lain. Orang-orang rela berpanas-panasan, dengan menggelar sajadah di jalan," cerita Danis.

Baca Juga: Bisa Keluar Masuk Indonesia Seenak Jidat Hingga Injak Harga Diri Aparat, Sosok Penting Ini Harus Turun Tangan untuk Pulangkan Buronan Djoko Tjandra: Perlu Lobi Tingkat Tinggi dengan PM Malaysia

"Dari jarak sekitar satu kilometer dari masjid, orang antre melewati tenda-tenda yang disediakan untuk mengambil masker dan disinfektan," katanya lagi.

"Terharu banget bisa menyaksikan momen spesial ini, dan merinding, terutama ketika mendengar azannya," cerita Danis.

Baca Juga: Ironis, Umumkan Berita Baik Buat PNS Seluruh Indonesia, Sri Mulyani Malah Tak Dapat Gaji Ke-13: Begini Penjelasannya

Dianjurkan memakai masker dan petugas kesehatan dikerahkan

Dalam pidato melalui televisi pada Kamis (23/7/2020), Gubernur Yerlikaya mendesak mereka yang ingin mengikuti shalat Jumat untuk membawa "masker, sajadah, serta bersabar dan memahami kondisi" untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Ia menambahkan para petugas kesehatan dikerahkan di Hagia Sophia dan seputarnya.

Baca Juga: Fotografer Bisa Motret Jasad Korban Covid-19 Terbungkus Plastik, Anji Manji Merasa Ada Kejanggalan dengan Foto yang Terlanjur Viral di Media Sosial: Mungkin Saya yang Aneh

Menteri Agama Ali Erbas mengatakan masjid agung ini dapat menampung sekitar 1.000 orang untuk sekali shalat.

Banyak yang hadir di seputar masjid duduk di luar Hagia Sophia.

Erdogan undang Paus yang "sangat sedih" karena Hagia Sophia dijadikan masjid lagi

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengundang Paus Fransikus untuk menghadiri pembukaan masjid, lapor kantor berita Anadolu.

Namun sejauh ini belum ada laporan bagaimana tanggapan Paus. Tanggal 12 Juli lalu, Paus mengatakan "sangat sedih" atas keputusan Turki menjadikan Hagia Sophia kembali menjadi masjid.

Paus pernah mengunjungi Hagia Sophia dalam kunjungan ke Turki pada 2014.

Shalat Jumat pertama dipimpin oleh Ali Erba,ketua direktur keagamaan, lapor harian Turki Hürriyet.

Baca Juga: Sule Bongkar Konflik Besarnya dengan Andre Taulany, Azis Gagap Lagi-lagi Dibikin Makan Hati Hingga Harus Ngemper di Depan Rumah Mewah Sang Komedian Kondang

Hürriyet melaporkan mosaik dan lukisan Kristiani akan ditutup tirai selama shalat Jumat dan waktu shalat lain.

"Mekanisme tirai yang digunakan mirip dengan yang dipakai dalam industri film," kata harian itu.

"Tidak ada satu pun paku yang akan digores di struktur beton itu," tambah Hürriyet.

Karpet yang akan dipakai untuk shalat Jumat diproduksi di Provinsi Manisa, salah satu pabrik karpet pertama di Turki, kata surat kabar itu.

"Terbuat dari bulu domba 100 persen, karpet hijau yang dipasang dengan motif Ottoman abad ke-17."

Kemenangan dalam upaya kelompok Islamis

Bagi kelompok Islamis Turki, Hagia Sophia kembali dijadikan masjid menandai mimpi lama mewujudkan kembali simbol kejayaan Ottoman.

Namun bagi pihak lain, perubahan ini dianggap kemunduran untuk salah satu gedung dengan arsitek terindah di dunia.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Resmi Diusung PDI Perjuangan dalam Pilwalkot Solo 2020, Jokowi Janji Tak Akan Lakukan Hal Ini Saat Anak Sulungnya Mulai Berkampanye Nanti

Dalam pidato mingguan, tanggal 12 Juli lalu, Paus Fransiskus mengatakan ia "sangat sedih".

Namun bagi Yunus Genc - salat di Hagia Sophia pada Jumat (24/07) - menandai kemenangan dalam upaya puluhan tahun oleh kelompok Islamis seperti organisasi yang dia pimpin, untuk kembali menjadikan gedung kuno ini menjadi masjid.

Organisasi Genc, Anatolian Youth Association, sebelumnya melakukan berbagai protes dan menyelenggarakan salat di luar Hagia Sophia, sementara kelompok lain melakukan upaya legal untuk menjadikan museum sebagai masjid.

"Sultan Mehmed II membeli masjid pakai uangnya sendiri"

Presiden Tayyip Erdogan tanggal 10 Juli lalu menetapkan gedung yang menjadi katedral selama 900 tahun itu, sebagai masjid, setelah pengadilan membatalkan status bangunan ikonik yang ditetapkan UNESCO sebagai peninggalan bersejarah.

Baca Juga: Nangis-nangis di Depan Kamera Saat Tahu Raul Lemos Masih Jadi Suami Orang, Krisdayanti Cuma Pasrah Terus Kena Omel Seusai Menikah dengan Pengusaha Timor Leste: Begitulah Cara Dia Ngetes Saya

"Kami memperjuangkan ini selama bertahun-tahun," kata Genc di depan masjid Kamis (23/07).

Kubah dan menara Hagia Sophia menandai langit Istanbul selama satu abad terakhir.

"Hagia Sophia adalah simbol dan kami, seperti Muslim lain, ingin dibuka sebagai masjid...Saat Sultan Mehmed, sang penakluk datang ke Istanbul, ia membeli Hagia Sophia dengan uangnya sendiri sebagai simbol penaklukkan dan ingin dijadikan masjid."

Kelompok yang dipimpin Genc adalah gerakan yang dibentuk oleh perdana menteri pertama Islamis Turki, Necmettin Erbakan, yang partainya, Partai AK, memimpin Turki di bawah kepemimpinan Erdogan selama 17 tahun.

Selama kepemimpinannya Erdogan membentuk ulang Turki modern yang didirikan tokoh sekuler negara itu, Mustafa Kemal Ataturk, dengan mencabut larangan memakai jilbab di depan umum, meningkatkan pendidikan keagamaan.

Di tengah kekacauan dan pemberontakan di Timur Tengah pada 2011, Erdogan juga berupaya mengangkat posisi Turki sebagai kekuatan regional dan memimpin kelompok Muslim Sunni.

Baca Juga: Deretan Puisinya Sederhana dan Gampang Dicerna, Sapardi Djoko Damono Malah Kasih Komentar Tak Diduga Ini Saat Karyanya Dipakai Anak Milenial Buat Bahan Ngegombal

Menetapkan Hagia Sophia sebagai masjid, adalah petanda ke arah "mencapai pembebasan" masjid Al-Aqsa di Yerusalem, kata Erdogan bulan ini.

Erdogan mendorong langkah mengubah Hagia Sophia menjadi masjid sebelum pemilihan daerah tahun lalu, langkah yang menyebabkan pukulan bagi Partai AK.

Para pejabat mengatakan langkah itu memenuhi keinginan mendalam masyakat di negara itu.

Baca Juga: Atta Halilintar Kepergok Ogah Peluk Aurel Usai Lamaran di Atas Kapal, Ahli Tarot yang Tak Pernah Meleset Ini Beri Peringatan Keras: Gangguan Terakhir Bisa Bikin Hancur Lebur

"Keputusan menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid adalah tuntutan lama mayoritas rakyat Turki," kata juru bicara presiden Ibrahim Kalin.

Ia mengatakan di bawah kepemimpinan Erdogan, masjid dan sinagog untuk masyarakat minoritas Kristen dan Yahudi Turki juga dibangun atau direnovasi.

(BBC Indonesia via Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma