Viral, Foto Kereta Emas Belanda Bergambar Perbudakan di Indonesia, Ternyata Begini Penjelasannya

Kamis, 11 Juni 2020 | 09:02
TWITTER @redfishstream

Salah satu panel lukisan di kereta emas Belanda atau Gouden Koets, menggambarkan situasi Indonesia di zaman kolonial. Lukisan ini bernama Hulde der Kolonieen.

Fotokita.net -Baru-baru ini foto kereta emas Belanda viral di media sosial. Sontak foto inimemicu kehebohan di Indonesia lantaran bergambar situasi di masa kolonial.

Di kereta itu, terlihat orang-orang Indonesia dan Afrika menjadi budak orang-orang Belanda.

Lorraine Riva (47) melalui akun Twitter @yoyen menerangkan, kereta emas ini bernama Gouden Koets dan lukisan yang sedang hangat diperbincangkan itu bernama Hulde der Kolonieen.

Perempuan yang tinggal di Belanda dan menyukai sejarah ini mengatakan, lukisan tersebut tentang penghormatan dari daerah koloni Belanda (di West dan Oost Indies).

Baca Juga: Sempat Berganti Posisi Saat Antarkan dari Bandung ke Subang, Driver Ojol Ini Enggak Ngeh Jika Penumpangnya Bukan Manusia, Risa Saraswati Pun Dibikin Merinding

Koloni di Barat, atau yang juga dikenal dengan nama West Kolonieen dalam bahasa Belanda, berada di Afrika atau Karibia.

Di koloni Barat ada serikat dagang West-Indische Compagnie (WIC) yang meliputi Afrika Barat, Karibia (Suriname, Antilen), bahkan sampai ke Brasil juga karena ada perkebunan nanas dan tebu di sana.

Baca Juga: Kini Jadi Viral, Foto Kemasan Indomie Goreng dengan 2 Macam Bumbu Saus Ternyata Sudah Ada Sejak 10 Tahun Lalu, Begini Penjelasannya

Kemudian, Oost Kolonieen adalah koloni di Hindia-Belanda yang sekarang menjadi Indonesia.

"Hindia-Belanda kadang namanya di naskah sejarah Oost-Indie. Makanya dulu kan ada VOC, Verenigde Oost Indische Compagnie," tulis Lorraine di utas Twitter-nya, Senin (8/6/2020).

Perbincangan tentang lukisan di kereta emas Belanda ini lalu menghangat di media sosial karena gambar tersebut seolah-olah menyiratkan kebanggaan zaman kolonial.

Baca Juga: Pemerintah Sempat Ekspor Besar-besaran Masker ke China, Akhirnya Jokowi Bikin Para Penimbun Kebingungan dengan Cara Ini: Bak Karma dalam Sinetron Azab

Mengenai hal itu, Lorraine menerangkan, "Sebetulnya panel lukisan itu tentang penghormatan dari daerah koloni Belanda (di West dan East Indies) untuk naik takhtanya Ratu Wilhelmina."

"Dalam konteks sekarang mungkin diartikan sebagai perayaan kolonialisme."

"(Namun) konteks sewaktu kereta itu dibuat (adalah) faktual," ungkap Lorraine saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat, Selasa (9/6/2020).

Baca Juga: Bikin Berang Tentara Lantaran Berani Gunakan Foto Anggota TNI AD, Akun Facebook Ini Tulis Muka Presiden Jokowi Mirip Jokowi, Ternyata Begini Fakta Sebenarnya

Gouden Koets diketahui merupakan kereta emas hadiah dari penduduk Amsterdam untuk Ratu Wilhelmina yang naik takhta pada 1898.

Kereta itu sendiri dibuat pada 1897. Di utasnya, Lorraine menguraikan, kereta emas ini adalah hasil patungan dari beberapa rukun warga (RW) di Amsterdam, dan pembuatannya diserahkan ke firma bernama Spijker.

Konon, Ratu Wilhelmina sempat menolak rencana pemberian kado itu, tetapi akhirnya dia menyetujuinya dengan syarat atap kereta harus tinggi agar dia bisa berdiri di dalamnya.

Baca Juga: Selalu Tak Mau Kalah dengan Prestasi Militer Indonesia, Malaysia Malah Jadi Bahan Candaan Dunia Gegara Senapan Bikinannya Seperti Mainan Anak-anak

Sementara itu, rakyat Amsterdam juga mengajukan syarat ke firma, kaca kereta harus bisa memperlihatkan sang ratu duduk di dalamnya, dan Wilhelmina dapat melihat rakyatnya dari balik jendela kereta.

"Ukuran kereta enggak boleh terlalu besar karena gang-gang di pusat kota-kota Belanda yang sempit," imbuh @yoyen di utasnya.

TWITTER @yoyen

Kereta emas Belanda atau Gouden Koets, biasanya dipakai Raja/Ratu Belanda saat Prinsjesdag (hari pembacaan bujet negara).

Walau namanya Gouden Koets (Kereta Kuda Emas), bahan utamanya adalah kayu jati dari Jawa.

Lorraine menyebutkan, ada beberapa ornamen yang dibuat dari gading di Sumatera dan elemen dari kulit sapi dari provinsi di Belanda selatan, yaitu Zeeland.

Gouden Koets memiliki empat panel gambar yang dilukis oleh Nicolaas van der Waay.

Baca Juga: Sungguh Memilukan! Pekerja di Madiun Jadi Korban PHK Lantaran Corona, Kebingungan Rawat Bayinya yang Menderita Hidrosefalus

Dikatakan Lorraine, setiap panel gambar bercerita tentang empat hal, yakni masa depan, masa lalu, penghormatan dari/ke koloni, dan penghormatan dari/ke Belanda.

Lalu, panel yang sedang menghebohkan jagat media sosial Indonesia adalah panel Hulde der Kolonieen.

"Ini artinya bisa dua: penghormatan ke dan/atau penghormatan dari koloni (untuk naik takhtanya Juliana)," tulis @yoyen di Twitter.

"Memang waktu itu kereta ini dibuat syaratnya harus menggambarkan kejayaan Kerajaan Belanda," imbuhnya kepada Kompas.com.

Desain Gouen Koets bergaya Renaissance karena mengacu ke kejayaan di Masa Keemasan (Gouden Eeuw/Golden Age), sehingga panel-panel gambar di keretanya penuh dengan simbol.

Di panel Hulde der Kolonieen sendiri, banyak simbol yang mengandung makna masing-masing. Perempuan yang duduk di tengah lukisan melambangkan Belanda.

Baca Juga: Terjadi Perang? Sehabis Kerahkan Tentara Gabungan dan Sistem Senjata Canggih, China dan India Kirimkan Jet Tempur ke Perbatasan

Di depannya ada tumpukan hasil panen, seperti kepala kerbau, pisang, tebu, dan hantaran lainnya.

Ia dikelilingi budak Afrika yang melambangkan koloni Barat, dan budak Indonesia yang mencerminkan koloni di Timur.

Ada juga budak dari pejabat lokal di Jawa. Konon, panel Hulde der Kolonieen terinspirasi dari lukisan Charles Rochussen pada 1852.

Baca Juga: Akhir Memilukan Hidup David McAtee, Pemilik Restoran Baik Hati yang Kerap Bagikan Makanan Gratis ke Polisi, Tapi Ditembak Mati Aparat Waktu Pecah Kerusuhan

TWITTER @redfishstream

Salah satu sisi kereta emas Belanda atau Gouden Koets menampilkan panel lukisan bernama Hulde der Kolonieen. Lukisan ini menggambarkan kejayaan kerajaan Belanda di zaman kolonial.

Panel gambar di kereta emas ini memicu perdebatan lantaran sejumlah orang menganggapnya sebagai kebanggaan era kolonial.

Kebetulan, isu penindasan juga sedang marak dibicarakan usai kasus kematian George Floyd di Amerika Serikat (AS).

Lorraine menyebutkan, ada satu akun Twitter dari AS yang pertama kali mengunggah foto Gouden Koets sehingga pembahasannya mencuat lagi.

Bahkan, perdebatan itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi sudah ada di Belanda sejak 2011.

Baca Juga: Prediksi Soeharto Indonesia Bakal Hancur Pada 2020 Tak Terbukti, Ternyata Ekonomi Negara Kepulauan Ini Jauh Lebih Kuat Sekalipun Punya Utang Lebih Gede dari Malaysia. Begini Hitungannya

Dalam lanjutan obrolannya dengan Kompas.com, Lorraine mengungkapkan, ada satu anggota parlemen Belanda dan didukung oleh satu sejarawan yang mengusulkan agar panel ini dibongkar.

"Akhirnya diskusi ini berlangsung sampai sekarang," lanjut wanita yang tinggal di Belanda sejak 1995 ini.

Lorraine juga menginformasikan, perdebatan tentang panel lukisan kereta emas ini di Belanda justru tentang sejarah perbudakan. "Slavernij panel bahasannya, artinya panel perbudakan."

Gouden Koets sejak dua tahun lalu masih direstorasi sampai sekarang, dan Lorraine memperkirakan bakal selesai tahun depan.

Selama restorasi itu, Raja Willem-Alexander dan istrinya, Maxima, menaiki Glazen Koets (kereta kaca).

Sama seperti Gouden Koets, Glazen Koets biasanya dinaiki raja/ratu Belanda saat Prinsjesdag (hari pembacaan bujet negara).

Baca Juga: Bak Hilang Ditelan Bumi Buronan Kakap Ini Berhasil Ditangkap, Refly Harun Malah Bongkar Kejanggalan Kasus Korupsi Eks Caleg PDIP yang Lenyap Tak Berbekas

"Biasanya raja/ratu sini baik ini dari Paleis Nordeinde ke Ridderzaal di Tweede Kamer di pusat kota Den Haag," terang Lorraine di Twitter.

Lebih lanjut Lorraine berspekulasi, misalnya Gouden Koets siap pakai tahun depan, Raja Belanda mungkin tidak akan memakai kereta itu.

"Willem-Alexander itu modern. Ia menyampaikan permintaan maaf ke pemerintah RI waktu kunjungan terakhir ke Indonesia pun, itu inisiatifnya sendiri."

(Aditya Jaya Iswara/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya