Fotokita.net-Presiden Joko Widodo yakin industri pariwisata akan langsung tumbuh pesat karena banyak masyarakat yang hanya berdiam diri di rumah selama pandemi Covid-19.
"Semua orang pengin keluar semua, orang ingin menikmati kembali keindahan pariwisata sehingga optimisme itu yang harus terus diangkat," kata dia.
Oleh karena itu, Jokowi meminta jajarannya untuk tidak terjebak pada pesimisme karena masalah Covid-19 ini.
Ia justru meminta Menteri Pariwisata Wishnutama dan pejabat terkait lainnya untuk mulai mempersiapkan diri.
Presiden Joko Widodo yakin bahwa wabah Covid-19 di Tanah Air akan berakhir pada akhir tahun 2020.
Keyakinan ini diungkapkan Jokowi saat memimpin rapat terbatas "Mitigasi Dampak Covid-19 terhadap Pariwisata" lewat video conference, Kamis (16/4/2020).
Dalam kesempatan itu, Jokowi pun mengungkapkan optimisme bahwa pariwisata dalam negeri akan kembali berkembang pada tahun 2021.
"Saya meyakini ini (Covid-19) hanya sampai akhir tahun. Tahun depan booming di pariwisata," kata Jokowi.
Saat ini virus corona bisa dibilang sebagai penyakit paling menular di dunia.
Karena penularannya terus terjadi dengan cepat bahkan hingga menyebar ke seluruh dunia, hanya dalam hitungan bulan.
Selain itu Indonesia juga menjadi negara yang terkena dampak dari penyebaran virus corona.
Hingga saat ini, data menunjukan bahwa ada lebih dari 5.000 pasien dirawat, dengan 536 orang meninggal dunia dan 631 pasien berhasil disembuhkan.
Sehingga total kasus virus corona di Indonesia sudah menyentuh angka 6.248 kasus secara keseluruhan.
Meski demikian, di tengah kabar terus bertambahnya pasien virus corona, ada sebuah kabar baik dari pakar di Indonesia.
Melansir Kompas.com pada Jumat (18/4/200, Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Abidinsyah Siregar mengatakan, virus corona yang berada di tubuh bisa mati.
Dia mengatakan, virus itu akan mati dengan sendirinya setelah 14 hari masa inkubasi.
Lantas bagaimana bisa virus tersebut mati dengan sendirinya sementara sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh?
Ia menjelaskan, setelah virus masuk ke dalam tubuh dia akan langsung menyasar ke paru-paru manusia.
Hal itu yang biasanya membuat pasien akan menderita gagal napas.
Namun, sebelum hal itu terjadi, ternyata ada pertarungan antara virus corona dengan antibodi manusia di dalamnya.
"Pertarungan ini terjadi seperti lomba sprint," kata Abidinsyah.
"Virus akan bertahan selama 14 hari, kalau lewat itu virus sudah kemampuan bertahan, dia akan mati dengan sendirinya," jelasnya.
Setelah itu, dia mengatakan bahwa tubuh individu akan memunculkan kemampuan antibodi.
Namun, perlu diingat pada masa 14 hari itulah yang paling menentukan adalah kemampuan imun tubuh kita.
Abidinsyah mengatakan, "Akan tetapi selama 14 hari inkubasi tadi, sistem imun tubuh akan dipertaruhkan."
Dengan kata lain, jika imun kita memenangkannya tubuh kita akan kebal, namun sebaliknya jika kalah kemungkinan kita akan mengalami gejala virus corona.
Selain itu mengenai mitos bahwa virus corona bisa terbunuh oleh suhu panas ternyata tidaklah benar.
Virus Corona SARS-CoV-2 tidak mati meski dipanaskan hingga 60 derajat Celsius (140 Fahrenheit) selama satu jam.
Setelah dipanaskan hingga 60 derajat Celcius (140 Fahrenheit) selama satu jam, strain virus ini masih hidup dan berkembang biak.
Para ilmuwan menemukan Virus Corona SARS-CoV-2 baru mati setelah dipanaskan hingga mendekati titik didih air 100 derajat Celcius, yakni 92 derajat Celsius.
Hasil penelitian ini dipublikasikan makalah non-peer-review yang dirilis di bioRxiv.org, Sabtu (11/4/2020). (Intisari/Afif Khoirul M)