Selalu Berkoar-koar Ingin Jadikan TNI Sebagai Macan Asia, Sikap Lembek Menhan Prabowo Soal Pelanggaran China di Natuna Dapat Kritik Tajam dari Sosok Ini

Minggu, 05 Januari 2020 | 09:43
KOMPAS.com (KRISTIAN ERDIANTO)/Instagram @prabowo

Prabowo Subianto masuk daftar hitam Amerika Serikat.

Fotokita.net -Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Indonesia juga telah menangkap kapal nelayan berbendera China yang dituduh mencuri ikan di dekat kepulauan Natuna.

Kapal patroli China tampak mendampingi kapal-kapal nelayan tersebut. Akan tetapi, otoritas China selalu berkeras bahwa kapal-kapal nelayan mereka beroperasi secara sah di wilayah mereka.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memastikan, adanya penangkapan tiga kapal asing asal China yang melalui Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Perairan Natuna di Kepulauan Riau tidak akan menghambat investasi dengan China.

"Kita cool saja, kita santai," ucapnya di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta, Jumat (3/1/2020).

Namun, soal adanya tiga kapal asing asal Vietnam tersebut, pihaknya masih membahasnya untuk mencari suatu solusi dengan kementerian lain. Termasuk berkoordinasi dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: Kapal Nelayan dan Coast Guard Langgar Kedaulatan Laut Natuna, TNI Unjuk Gigi: Siap Bela NKRI dengan Kekuatan Tempur yang Bisa Bikin Malaysia Jadi 2 Bagian

"Ya saya rasa harus kita selesaikan dengan baik. Bagaimanapun China adalah negara sahabat," ucap Prabowo.

Belakangan pelanggaran atas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna oleh kapal penjaga pantai Cina menjadi perbincangan publik.

Satu per satu pejabat Indonesia pun mulai angkat suara soal klaim China atas perairan Natuna.

Tak terkecuali Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Namun rupanya pernyataan Prabowo ditanggapi secara tajam oleh Mantan Menteri Kelautan, Susi Pudjiastuti melalui akun Twitternya.

Baca Juga: Kapal Nelayan dan Coast Guard Langgar Kedaulatan Laut Natuna, TNI Unjuk Gigi: Siap Bela NKRI dengan Kekuatan Tempur yang Bisa Bikin Malaysia Jadi 2 Bagian

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut angkat suara terkait polemik Laut Natuna antara Indonesia dan China.

Susi Pudjiastuti memberikan pandangannya soal Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang menyebut China adalah negara sahabat bagi Indonesia.

Pernyataan Prabowo Subianto soal Natuna ini tampaknya masih santai-santai saja.

Susi Pudjiastuti lantas menanggapi pernyataan Prabowo melalui akun Twitternya.

Instagram @rizky_irmansyah
Instagram @rizky_irmansyah

Prabowo Subianto

Susi tidak setuju dengan solusi damai yang dilontarkan Menteri Pertahanan Prabowo karena ingin menjaga persahabatan antar kedua negara.

Susi mengungkapkan perlu dibedakan antara pencurian ikan dan persahabatan antar negara.

"Bedakan pencurian ikan dengan persahabatan antar negara," tulisnya dalam akun Twitter @susipudjiastuti, Sabtu (4/1/2020).

Baca Juga: Dulu Terbiasa Jadi Pengawal Pribadi Presiden Soeharto, Kini Sosok Jenderal TNI Ini Diminta Prabowo Sebagai Asisten Khusus Sang Menteri Pertahanan. Ternyata Bukan Sembarang Orang!

Menurut Susi, China tidak mungkin dan tidak boleh melindungi pelaku IUUF.

Baca Juga: Nelayan Indonesia Disandera Teroris Filipina Selatan, Bekas Anak Buah Prabowo di Kopassus Sebut Sang Menhan Punya Kesempatan untuk Unjuk Gigi: 'Cuma Butuh 10 Menit'

Sebab, IUUF adalah kejahatan lintas negara.

"Persahabatan antar negara Tidak boleh melindungi pelaku Pencurian Ikan & Penegakan hukum atas pelaku Ilegal Unreported Unregulated Fishing."

"Tiongkok tidak mungkin dan tidak boleh melindungi Pelaku IUUF."

"Karena IUUF adalah crime/ kejahatan lintas negara," tulis Susi Pudjiastuti.

Baca Juga: Tersingkir Saat BJ Habibie Berkuasa Gara-gara Diduga Lakukan Kudeta, Rupanya Prabowo Subianto Diselamatkan Mantan Presiden Kita dari Kondisi Miris Ini

Susi Pudjiastuti kembali menegaskan, penegakan hukum kepada para pencuri ikan ini berbeda dengan persahabatan antar negara maupun investasi.

"Perlakukan Pencuri Ikan dengan penegakan hukum atas apa yg merrka lakukan. Dan ini berbeda dengan menjaga Persahabatan atau iklim investasi," tulisnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memastikan, adanya penangkapan tiga kapal asing asal China yang melalui Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Perairan Natuna di Kepulauan Riau tidak akan menghambat investasi dengan China.

Tribunnews
Tribunnews

Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

"Kita cool saja, kita santai," kata Prabowo di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta, Jumat (3/1/2020).

Baca Juga: Ingin Jadikan Indonesia Berdaulat di Bidang Pertahanan, Menhan Prabowo Subianto Malah Berdebat dengan Wakil Rakyat dalam Rapat Perdana di Parlemen. Apa Duduk Perkaranya?

Pernyataan tersebut disampaikan Menhan Prabowo dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV.

Prabowo mengaku pihaknya saat ini masih santai belum ada penambahan personel TNI untuk mengamankan di Perairan Natuna.

Namun, soal adanya tiga kapal asing asal China tersebut, pihaknya masih membahasnya untuk mencari suatu solusi dengan kementerian lain.

Termasuk berkoordinasi dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: Gagal Dibekuk oleh Prabowo Subianto, Presiden Fretilin Timor Timur Lumpuh Karena Timah Panas Prajurit ABRI Itu. Begini Cerita Heroik Ini Bermula

"Kita masing-masing punya sikap, jadi kita harus mencari solusi yang baik," ucap Prabowo

"Bagaimanapun China adalah negara sahabat, kita harus selesaikan dengan baik," jelas Prabowo.

TNI siaga

Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah bersiaga di Perairan Natuna Utara, terkait adanya pelanggaran wilayah laut yang dilakukan sejumlah kapal Tiongkok.

Pengendalian operasi siaga tempur dipimpin Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, Laksamana Madya Yudo Margono.

TNI juga sudah menyiapkan alat utama sistem persenjataan, termasuk pesawat intai dan kapal Republik Indonesia.

Baca Juga: Sempat Berdebat Sengit Soal Anggaran, Prabowo Subianto Unjuk Gigi di Depan Wakil Rakyat Kita. Sebagai Menteri Pertahanan Prabowo Bisa Minta Seluruh Rakyat Ikut Perang

Natuna Utara adalah wilayah yang menjadi perhatian utama pada 2020 ini.

Pada Senin (30/12/2019) lalu, dalam patroli rutin di perbatasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Laut Natuna Utara, KRI Tjiptadi-381 mendapati Kapal China, Coast Guard, yang mengawal kapal nelayan Tiongkok.

Petugas KRI Tjiptadi 381 membuka komunikasi dengan awak China Coast Guard dan mengusir mereka serta kapal nelayan untuk menjauh dari zona ekonomi ekslusif.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Beda Pendapat dengan Prabowo Soal Klaim Natuna, Susi Pudjiastuti: Bedakan Persahabatan dan Pencurian

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya