Follow Us

Satu Keluarga Tewas di Kalideres Terlilit Utang, Anaknya Sampai Memelas Pinjam Uang, Foto Kondisi Rumah Jadi Sorotan

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 18 November 2022 | 09:33
Satu keluarga yang tewas di Kalideres ternyata terlilit utang ke sosok ini. Anak sampai memelas pinjam uang.
Kompascom

Satu keluarga yang tewas di Kalideres ternyata terlilit utang ke sosok ini. Anak sampai memelas pinjam uang.

Satu keluarga yang tewas di Kalideres ternyata terlilit utang ke sosok ini. Anak sampai memelas pinjam uang.
Istimewa

Satu keluarga yang tewas di Kalideres ternyata terlilit utang ke sosok ini. Anak sampai memelas pinjam uang.

Berbagai informasi dari tetangga dan lingkungan sekitar belum juga memecahkan misteri kematian sekeluarga tersebut. Terkini, seorang tukang sampah mengungkapkan masalah iuran kebersihan sekeluarga tersebut.

Seorang petugas sampah bernama Wahridin (63) mengatakan dirinya sudah 30 tahun mengangkut sampah di kompleks Perumahan Citra Garden I Kalideres, Jakarta Barat ini. Namun selama itu, ia jarang melihat sekeluarga tewas itu berinteraksi dengan warga.

"Masih hidup mah pernah (lihat), cuman ketemu aja, nggak ngobrol," kata Wahridin kepada wartawan di lokasi, Kamis (17/11/2022).

Adapun interaksi keduanya hanya sebatas ketika membayar iuran sampah. Sementara ketika Wahridin mengambil sampah ke rumah-rumah, sampah satu keluarga itu sudah diletakkan di depan rumah.

"Waktu itu, lagi masih idup nih ya nyangkut di situ aja tuh (depan pagar rumah), di besi disangkut," ucapnya.

Wahridin mengungkapkan sekeluarga tersebut sudah menunggak iuran sampah. Terhitung hingga saat ini satu keluarga tersebut sudah 6 bulan menunggak. "Sudah enam bulan enggak bayar dia," ucap Wahridin.

Satu keluarga yang tewas di Kalideres ternyata terlilit utang ke sosok ini. Anak sampai memelas pinjam uang.
Istimewa

Satu keluarga yang tewas di Kalideres ternyata terlilit utang ke sosok ini. Anak sampai memelas pinjam uang.

Wahridin juga menyebutkan yang biasanya membayar iuran sampah kepadanya adalah Rudyanto Gunawan (71), salah satu korban yang juga tewas.

"Bapaknya, langsung panggil waktu hidupnya. 'Nih, Pak' udah gitu, langsung ngasih Rp 30 ribu, langsung masuk," jelas Wahridin.

Sama seperti warga lainnya Wahridin pun mengira satu keluarga itu sudah pindah. Sebab, ia mengaku tak pernah lagi melihat aktivitas dari rumah tersebut.

"Waktu kita bersihin belakang ya kan tiga bulan sekali, pertama dipanggil-panggil nggak nyahut. Saya juga bingung, apa pindah apa kagak," ucapnya.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest