"Informasinya korban memiliki foto vulgar si perempuan (AB), lalu cekcok, perempuan itu minta (foto) dihapus," katanya.
"Lalu perempuan AB mengatur pertemuan dengan korban. Setelah itu eksekutor langsung membacok korban," tambah Maulana.
5. Ide pembacokan
Maulana juga menjelaskan ide tindakan pembacokan dari AB ini berawal saat pelaku cekcok dan diancam oleh korban EYW.
"Jadi korban ini ada masalah dengan si perempuan. Masalahnya apa ini yang kita dalami. Si perempuan ngadu ke tersangka (AMK) 'gua diteken-teken, gua diancam-ancam' kira-kira seperti itu," katanya.
AB lalu bercerita ancaman korban itu kepada mantan pacarnya yang lain berinisial AMK. Bak gayung bersambut, AMK bersedia membantu AB untuk menganiaya korban.
"Tersangka inisial AM pun ada menyimpan dendam kepada korban. Mereka akhirnya sama-sama menyusun rangkaian rencana tindakan penganiayaan tersebut," katanya.
6. Pembacokan sadis
Salah satu pelaku eksekutor lainnya inisial AMK berperan melakukan penganiayaan kepada korban. AMK bahkan memukul korban dengan menggunakan martil.
Para pelaku eksekutor ini pun telah dilakukan tes urine. Pelaku diketahui dalam keadaan sadar ketika melakukan aksi sadisnya tersebut.
"Mereka sadar. Sudah kita lakukan cek urine, hasilnya negatif," katanya.