Follow Us

7 Fakta Yosep Parera Pengacara Jadi Tersangka Kasus Suap di MA, Sempat Banggakan Rumah Pancasila

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 23 September 2022 | 09:56
Yosep Parera pengacara yang ditetapkan jadi tersangka kasus suap perkara di MA sempat membanggakan Rumah Pancasila.
Kompascom/Syakirun Niam

Yosep Parera pengacara yang ditetapkan jadi tersangka kasus suap perkara di MA sempat membanggakan Rumah Pancasila.

“Saya memutuskan pergi jualan koran dan majalah di terminal Lebak Bulus Jakarta, sesekali nyambi kuli bangunan, itu sekitar 1989, tapi adik tetap sekolah di Klaten,” sebut Dewan Penasehat Chevrolet Estate Optra (CEO) Regional Jateng ini.

Kemudian setelah setahun kerja di terminal Jakarta dan punya tabungan Yosep memutuskan kembali dan melanjutkan sekolahnya yang sempat terputus. Namun dia pindah sekolah di SMA PGRI Sukoharjo langsung duduk di kelas II.

“Uang itu saya pakai sekolah dan kost di Sukoharjo, tapi tetap adik saya di Klaten. Saya nyambi ngamen berdua sama teman di bus-bus antar kota arah Wonogiri ke Solo,” kenangnya.

6. Nyaris putus kuliah

Begitu lulus SMA, Yosep memutuskan kuliah di Fakultas Hukum Unika Soegijapranata Semarang melalui jalur umum. Namun karena uangnya masih kekurangan, ia memutuskan kembali bekerja di terminal Lebak Bulus Jakarta selama dua tahun dari 1992 hingga 1994.

“Setelah dua tahun kerja, mulai punya tabungan lagi, akhirnya 1994 kembali kuliah. Tapi setahun kuliah uang sudah habis dan sudah berencana mau keluar lagi,” ungkapnya.

Baca Juga: Lulusan Madrasah, Pemuda Madiun Tersangka Kasus Bjorka Dapat Uang dari Polisi Gegara Lakukan Ini, Foto Terkininya Lenyap

Yosep Parera pengacara yang ditetapkan jadi tersangka kasus suap perkara di MA sempat membanggakan Rumah Pancasila.
Ist

Yosep Parera pengacara yang ditetapkan jadi tersangka kasus suap perkara di MA sempat membanggakan Rumah Pancasila.

Namun saat rencananya mau keluar kuliah, Yosep mengatakan, sore harinya bertemu Ignatia Sulistya Hartanti (istrinya sekarang) untuk diantar pulang ke rumah, karena saat itu satu kampus. Ia juga mengaku sempat mencurahkan isi hati (curhat) atas masalah yang dialaminya.

“Tiba-tiba besok dia (Hartanti) datang ke kos saya. Padahal awalnya baru kenal. Saya dimotivasi agar terus kuliah, mengenai biaya makan juga diminta makan di rumahnya. Lama-lama saya jatuh cinta dan sampai sekarang dia menjadi istri saya,” sebutnya.

Karena makan dan minum sudah dipersilahkan untuk datang ke kediaman Hartanti, Yosep mengaku terbantu, akhirnya ia nekat tetap kuliah. Tak berapa lama ia mendapatkan beasiswa Supersemar dan beasiswa dari Yayasan Binter Busi dari Belanda.

“Dari situ saya semakin giat kuliah, saya juga nyambi kerja membantu mengetik skripsi. Dulu dibayar Rp 1 juta per skripsi. Selain itu, saya nyambi kerja debt collector utang piutang, hingga saya lulus sarjana hukum di Unika,” ungkapnya.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest