KKNT mengungkapkan hal itu setelah pihaknya melaksanakan investigasi terhadap kendaraan truk trailer tersebut.
"Tadi kami melakukan pemeriksaan kendaraan. Dari hasil pemeriksaan, semua sistem rem bekerja bagus tidak ada kerusakan sama sekali," urai senior investigator KNKT Ahmad Wildan kepada wartawan pada Kamis (1/9/2022).
Menurut penuturan Ahmad, truk trailer yang dikemudikan sopir bernama AS (30) secara keseluruhan layak jalan. "Secara keseluruhan layak jalan dan tidak ada masalah dalam pengereman," ujarnya.
Dicek KNKT layak jalan, sopir truk trailer mengaku lakukan kesalahan fatal sebelum kecelakaan maut terjadi. Foto tersangka sengaja disimpan pihak kepolisian.
Sopir truk trailer yang terlibat kecelakaan maut di Bekasi rupanya sempat bingung lantaran salah jalan.Ahmad Wildan menjelaskan bahwa sopir trailer berencana ke Surabaya, Jawa Timur dari arah Narogong. Sopir mestinya masuk ke Tol Bekasi Barat namun justru masuk ke Kranji.
"Akhirnya (sopir) mengaku tidak mengantuk tapi bingung, salah jalan, bawa muatan berat, melalui jalan yang ramai, mau cari tempat putar enggak paham jalan, pada akhirnya dia mengalami penurunan kewaspadaan (lost of situation awareness)," urai Ahmad.
Kata Ahmad, menurunnya kewaspadaan sopir truk trailer itu menjadi penyebab kecelakaan maut pada Rabu (31/8/2022).

Sopir truk trailer mengaku lakukan kesalahan fatal sebelum kecelakaan maut di Bekasi terjadi. Foto tersangka masih disimpan polisi.
Alih-alih menggunakan gigi rendah saat melintasi jalan menurun, sopir malah menggunakan gigi tujuh. "Dia posisi lagi cari tempat berputar, mau gigi tiga malah masuk gigi tujuh. Salah pindahin gigi kata dia," ujarnya.
Ahmad mengatakan hal tersebut membuat sopir sulit mengerem sementara muatan yang dibawa mencapai 55 ton.
Menurutnya, pengereman tidak mampu mengakomodasi besarnya energi kinetik yang dihasilkan dari muatan sebesar 55 ton dengan menggunakan gigi tujuh di jalan menurun.