"Biasanya kan si Richard (Bharada E) yang nyetir, kenapa Kuat yang nyetrir. Sebelahnya ada Richard. Ada Putri, Susi," kata Deolipa Yumara mantan pengacara Bharada E.
Jadi sopir dan pengawal Putri Candrawathi, sosok Kuat banyak disebut oleh tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, Bharada E.
Dalam kesaksiannya kepada sang mantan pengacara, Bharada E mengaku sempat 'disemprot' Kuat. Peristiwa itu terjadi saat Bharada E turut dalam rombongan Putri Candrawathi di Magelang.
Kala itu, Bharada E yang baru tiba dari luar rumah terkejut mengetahui Putri Candrawathi menangis. Langsung naik ke lantai atas tempat Putri Candrawathi berada, Bharada E dicegah Kuat.
Kepada Bharada E, Kuat menyebut bahwa ajudan Ferdy Sambo itu tidak perlu tahu persoalan Putri Candrawathi.
Atas aksi Kuat itu, ia diduga mengetahui rahasia Putri Candrawathi yang membuatnya menangis. Sebab saat baru tiba di rumah, Bharada E melihat Om Kuat berada di sisi Putri Candrawathi yang sedang menangis.
Saat itu Kuat diduga paham dan tahu betul kejadian yang membuat Putri Candrawathi menangis.
"Sampai di rumah, Ricky (Brigadir RR) dan Richard (Bharada E) naik ke atas. Tapi ada yang namanya Kuwat (bilang) 'udah, Richard jangan ikut campur'. Karena si Richard enggak mau ikut campur, dia enggak ngerti apa yang terjadi," pungkas Deolipa Yumara seraya menirukan cerita Bharada E.
Tangisan Putri Candrawathi itulah yang akhirnya memicu emosi di dalam diri Ferdy Sambo. Hingga akhirnya Ferdy Sambo memiliki niatan untuk menghabisi nyawa Brigadir J.
Dalam pernyataannya kepada penyidik Polri pada Kamis (11/8/2022), Ferdy Sambo bercerita bahwa ia marah usai mendapat laporan dari Putri Candrawathi soal insiden di Magelang.