Menurut sosok wanita yang akan dinikahi Brigadir J dalam beberapa bulan ke depan, sosok mantan sniper Polda Jambi itu adalah pria yang baik dan sopan.Vera mengenang sosok Brigadir J sebagai orang yang baik. "Baik orangnya, terus penyayang," kata Vera di tempat yang sama.
Menurut Vera Yoshua sempat ingin meminang dirinya untuk menjadikan istri. Vera bercerita, jika Brigadir J berencana meminangnya untuk dijadikan istri pada tahun depan. Rencana pernikahan itu akan dilaksanakan mereka kurang dari tujuh bulan lagi. Namun rencana itu harus pupus lantaran Brigadir J meninggal dunia. "Iya rencananya mau menikah, tujuh bulan lagi rencananya," kata kekasih Brigadir J dengan kondisi wajah yang terlihat letih.
Pantas kekasih Brigadir J tidak punya rasa curiga dalam komunikasi terakhirnya, para ajudan Irjen Ferdy Sambo kompak bilang almarhum sempat lakukan ini dari Magelang. Foto CCTV menjadi salah satu kunci pengungkapan kasus ini.

Para ajudan Irjen Ferdy Sambo kompak bilang Brigadir J sempat lakukan ini dari Magelang. Pantas kekasih almarhum tidak punya rasa curiga.
Komnas HAM memanggil semua ajudan Irjen Ferdy Sambo pada Selasa (26/7/2022). Dari keterangan yang didapat, Komnas HAM mematahkan spekulasi Brigadir J yang ditembak saat perjalanan dari Magelang menuju Jakarta.
Komisioner Komnas HAM,Choirul Anam mengatakan berdasarkan hasil penyelidikann yang dilakukan timnya Brigadir J meninggal dunia di Jakarta. Fakta ini terungkap dari pengakuanaide de camp (ADC) atau ajudan Kadiv Propam Polri nonaktif IrjenFerdy Sambo.
Para ajudan Irjen Ferdy Sambo kompak bilang almarhum sempat bercengkrama tertawa bersama beberapa waktu sebelum tewas diduga ditembak rekannya Bharada E pada Jumat (8/7/2022) lalu.
"Sebelum kematian, lokasinya di Jakarta yang itu ngobrol nyantai begini dan tertawa-tawa. Siapa yang tertawa? Termasuk (Brigadir) J ya. Jadi kalau ini seolah-olah dibunuh dengan tertawa-tawa antara Magelang dan Jakarta, itu salah," kata Anam kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022).
Sebelumnya, pernyataan ini telah diungkap Komnas HAM, usai melakukan pemeriksaan kepada enam ajudah Ferdy Sambo, termasuk Bharada E. "Jawaban yang paling penting adalah memang muncul tertawa-tawa. Artinya riang enak ngobrolnya dalam satu momen tertentu yang nanti akan kami umumkan," kata Anam.
Situasi para ajudan Ferdy Sambo sebelum kejadian menjadi penting bagi Komnas HAM. Hal itu guna menemukan jawaban terkait dugaan ancaman pembunuhan yang diterima Brigadir J.
"Termasuk kalau itu tadi apakah ada ancaman dan sebagainya. Itu juga jadi pertanyaan kami, termasuk juga sekuen yang paling dekat dengan jam kematian yang kami tanya bagaimana dengan situasi dan sebagainya," kata Anam.