Follow Us

Foto Ade Armando Dihujat Habis-habisan, Sahabat Abu Janda Main Sebut Salat 5 Waktu Bukan Perintah Tertulis di Al Quran, Ahli: Dia Profesor Gagal

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 03 November 2021 | 16:22
Foto Ade Armando dihujat habis-habisan oleh netizen di media sosial. Pemicunya, pernyataan salat 5 waktu bukan perintah tertulis di Al Aquran.
Instagram

Foto Ade Armando dihujat habis-habisan oleh netizen di media sosial. Pemicunya, pernyataan salat 5 waktu bukan perintah tertulis di Al Aquran.

Kalau tidak menjalankan syariat, lantas apa yang dilakukan Armando untuk membuktikan keislamannya? Mungkin dia menjalankan tarekat khusus yang punya ajaran membebaskan muslim dari syariat. Mungkin dia sudah mencapai maqam makrifat, sehingga sudah mengenal Allah, atau malah mungkin dia sudah sampai pada level haqiqat, mengetahu kebenaran dengan sebenar-benarnya dan sudah menyatu dengan Allah.

Dalam tradisi sufisme Islam, ada Syekh Siti Jenar yang mengajarkan konsep manunggaling kawula gusti, hamba sudah menyatu dengan Tuhan dan karena itu tidak perlu menjalankan syariat. Ajaran ini dianggap kafir oleh para wali penyebar Islam dan karena itu Siti Jenar dihukum mati.

Baca Juga: Foto Bareng Keluarga Cendana Disebar Kemana-mana, Susi Pudjiastuti Malah Beri Respon Tak Terduga, Penyebarnya Jadi Malu Sendiri

Foto Ade Armando dihujat habis-habisan oleh netizen di media sosial. Pemicunya, pernyataan salat 5 waktu bukan perintah tertulis di Al Aquran.
Facebook

Foto Ade Armando dihujat habis-habisan oleh netizen di media sosial. Pemicunya, pernyataan salat 5 waktu bukan perintah tertulis di Al Aquran.

Para peminat tasawuf, sufisme, dan mistisisme Jawa, umumnya mengenal tokoh Syekh Siti Jenar yang hidup di Jawa pada abad ke-15 bersamaan dengan para Wali Songo. Syekh Siti Jenar adalah tokoh kontroversial dalam sejarah perkembangan Islam di Jawa. Ia hidup di masa para Wali Songo dan sama-sama mengajarkan Islam di Jawa.

Namun, ajaran Syekh Siti Jenar dianggap menyimpang dari syariah yang didakwahkan oleh para Wali Songo. Pendekatan mistis yang didakwahkan Syekh Siti Jenar bertentangan dengan pendekatan syariah para Wali Songo. Sembilan wali pendakwah Islam itu mengajarkan syariat Islam dalam lima rukun Islam.

Ia mendakwahkan konsep wihdatul wujud, penyatuan wujud antara manusia dengan Tuhan. Karena hamba dan Tuhan sudah menyatu maka manusia tidak perlu lagi menjalankan syariat seperti salat, puasa, dan zakat.

Ketika manusia sudah sampai pada penghayatan tertinggi mengenai eksistensi Tuhan maka manusia bisa menyatu dengan Tuhan. Unsur-unsur ketuhanan ada pada diri manusia. Dengan memahami ketuhanan sampai ke tingkat makrifat, manusia akan menyatu dengan tuhannya, dan pada saat itulah manusia terbebas dari kewajiban syariat, karena dia sudah menyatu dengan Tuhan.

Baca Juga: Adukan Ulah Abu Janda ke Wapres, Sahabat Habib Rizieq Ini Murka Usai Dituding Jadi Penyebab Kasus Sang Pegiat Media Sosial

Begitu inti ajaran wihdatul wujud Al-Hallaj. Ia pun mengeklaim sebagai Tuhan dengan ungkapannya Ana al-Haqq, akulah Sang Kebenaran. Klaim itu dilakukan karena dia mengaku sudah menyatu dengan Tuhan, dan karena itu dia mengeklaim sebagai Sang Kebenaran. Pandangan mistis ini ditentang keras oleh semua ulama syariat yang hidup pada masa Al-Hallaj. Ia pun dituntut di pengadilan dan diminta menghentikan ajarannya. Al-Hallaj menolak hingga akhirnya dijatuhi hukuman gantung sampai mati.

Lima abad kemudian Syekh Siti Jenar di tanah Jawa mendakwahkan konsep yang sama. Sebelum Islam masuk ke Jawa, ajaran Hindu dan Buddha sudah terlebih dahulu diterima secara luas di kalangan masyarakat dan raja-raja.

Para Wali Sembilan yang mendakwahkan Islam melakukan beberapa kompromi untuk menyesuaikan beberapa ajaran Islam dengan ajaran Hindu dan Buddha. Tradisi Hindu-Buddha yang sudah mengakar di masyarakat tidak dibongkar habis, tetapi diberi nafas Islam.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest