Tukul Arwana sudah tak lagi menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator.
"Ventilator di mulut sudah lepas. Bahkan beliau setelah operasi, paginya, sudah copot ventilator. Secara mekanisme dokter sudah membaik karena dia tidak memerlukan alat napas bantuan," kata manajer Tukul Arwana, Rizky Kimon.
Saat ini untuk makan dan minum, Tukul Arwana dibantu menggunakan infus.
"Sekarang kan pakai infus jadi belum ada makanan yang masuk, nutrisinya juga dari infus," jelasnya.
Tukul Arwana sudah bisa memberikan respons. Akan tetapi, respons yang diberikan oleh Tukul Arwana masih sangat terbatas.
"Namanya orang pascaoperasi pasti komunikasinya hanya bertatap mata. Gitu. Selebihnya ada gerakan sedikit," jelas manajer Tukul Arwana, Rizky Kimon. "Belum bisa diajak ngobrol, hanya kontak mata, tubuh saja yang bisa bergerak," sambungnya.
Sakitnya Tukul Arwana sempat heboh dan dikaitkan dengan vaksin COVID-19. Namun, pendarahan otak yang Tukul Arwana alami sudah dipastikan tidak ada kaitannya dengan COVID-19. Hal itu sudah dijelaskan oleh pihak Rumah Sakit Pusat Otak Nasional.
"Ini boleh kami tegaskan bahwa tidak ada hubungan antara stroke pendarahan, yaitu stroke hemoragik dengan vaksin COVID-19," ujar Dirut RS PON Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta, Mursyid Bustami, melalui siaran Zoom.
Anak Tukul Arwana, AKP Ega Prayudi juga sudah menegaskan sakitnya sang ayah tidak berkaitan dengan vaksin COVID-19.
"Jadi saya sempat ditanya wartawan juga hubungan penyakit ayah sama vaksinasi. Jadi saya sudah koordinasi sama tim dokter juga, tidak ada hubungannya vaksin sama penyakit yang diderita sama Ayah," tegas AKP Ega Prayudi di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Cawang, Jakarta Timur, kemarin.