Allâhu Akbar Allâhu Akbar Walillâhilhamd
Jamaah yang dirahmati Allah...
Dalam konsep Islam, Idul Fitri merupakan akhir dari proses panjang berpuasa selama satu bulan penuh, sekaligus juga merupakan awal hidup baru.
Pada hari ini, umat Islam diwajibkan makan dan minum, bahkan diharamkan berpuasa. Tetapi, bukan lantas berarti hakekat puasa -yakni, menahan diri- yang selama ini mereka terapkan dalam berpuasa menjadi berakhir.
Justru, kemampuan untuk menahan diri itu harus terus diasah dan ditingkatkan sampai Ramadhan berikut tahun depan. Begitulah konsep ideal berpuasa.
Hari Raya adalah hari kemenangan dan kejayaan seandainya kaum muslimin dapat meletakkan diri dalam ketaatan, kepasrahan, ketaqwaan dan kasih sayang.
Baca Juga: Kapal China Bantu Angkat KRI Nanggala-402, Sekutu Amerika Langsung Pergi
Hari Raya ini akan terus menjadi hari yang penuh dengan berkah dan kebahagiaan sekiranya kaum muslimin terus maju menghadapi masa depan dengan penuh amal sholeh, amal kebajikan dan akhlak yang terpuji.
Hari Raya tidak akan menjadi hari yang berbahagia bagi mereka yang mengekalkan sifat-sifat keji, sifat-sifat buruk, sifat-sifat tercela, sifat-sifat syaithoniyyah, prilaku tidak bermoral dan tak beradab, seperti khianat, menipu, berbohong, takabbur, dzalim dan semacamnya.
Idul Fitri adalah konsep Sang Khalik untuk memperbarui kehidupan umat manusia dalam nuansa spiritual, bukan dalam nuansa material.
Baca Juga: Foto Gus Miftah Orasi di Gereja Viral, Ustaz Abdul Somad: Haram!
Karena itu, Idul Fitri tidak harus dirayakan dengan mengenakan baju baru atau mobil baru, apalagi jika untuk mendapatkannya seseorang harus menerobos jalur haram atau dengan mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.