Melalui Twitter, Aqsa menyerukan wanita muslim di Inggris raya untuk mengikuti keputusannya. Ia juga menyerukan agar muslim di Inggris raya yang tak bisa ke Irak atau Suriah untuk melakukan aksi teroristik di tempatnya masing-masing.
"Kalau kalian tak bisa ke medan perang (Suriah dan Irak), maka buatlah medan perang kalian sendiri," tulis Aqsa di Twitternya, seperti yang dilansir Dialymail.com, Selasa (2/9/2014).
Keluarga Aqsa merupakan perantauan dari Pakistan. Sang Ayah, membangun kerajaan bisnisnya setelah mereka hijrah ke Skotlandia.
Baca Juga: Ditembak Dekat Ruang Kapolri, Jenazah Penyerang Mabes Polri Diamankan Pasukan Penjinak Bom
Setibanya di Skotlandia, Aqsa dikirim ke Sekolah Eksklusif Craigholme, dan tinggal di asrama. Teman-temannya ingat, Aqsa adalah gadis yang suka berdandan, membeli pakaian, dan suka bergosip.
"Aku dan teman-teman tahu, dia (Aqsa) adalah Muslim moderat. Saya merasa benar-benar aneh, tahu dia dari sekolah dan kemudian tiba-tiba dia menjadi bagian dari Negara Islam. "
Sementara keluarga Aqsa, diyakini banyak pihak tak mengetahui sang anak memiliki niat kabur dan bergabung dengan kelompok teroris biadab tersebut.
Kala jurnalis mendatangi rumah mewah milik orangtua Aqsa di Glasgow Dumbreck, pihak keluarga masih enggan memberi komentar.
Sementara itu dikutip dari pemberitaan Kompas.com yang tayang September 2014, orang tua Aqsa, Khalida Mahmood dan Muzaffar Mahmood, terkejut mengetahui putri mereka, Aqsa, menjadi radikal.
Seperti orang kebingungan, orang tua Aqsa menginginkan anaknya pulang.