Kala itu, ia menggunakannya untuk membeli dua buah mesin jahit, peralatan jahit, dan beberapa bahan untuk membuat tas.
Di tahun 1983-1984, Ronny memulai produksi tasnya sendiri dengan dibantu seorang penjahit bernama Mang Uwon.
Karena pengalaman sebelumnya, Ronny juga ingin memasukkan tas produksinya ini ke Matahari Departemen Store, namun berkali-kali ditolak.
Tidak tinggal diam, ia terus berkreasi hingga akhirnya di pengajuan yang ke-13 kalinya.
Akhirnya produknya pun diterima, meski waktu itu penjualannya tidak lebih dari Rp 300.000.
Kala itu tas pertama yang ia produksi diberi nama Exxon.
Digugat hak paten
Melihat adanya celah dalam ekspansi bisnis, ia kemudian mulai berkeliling ke daerah-daerah untuk mencari partner yang bersedia menjadi pengecer tas produksinya.
Dia berkeliling dari daerah ke kota kemudian kembali ke daerah lainnya untuk mempromosikan produk sekaligus membangun jaringan pemasaran.