Arab Saudi telah memimpin intervensi militer terhadap Houthi sejak 2015 dan telah berulang kali menjadi target serangan lintas batas.
Namun, jarang sekali drone atau rudal yang diluncurkan oleh Houthi mencapai ibu kota kerajaan - sekitar 700 km (435 mil) dari perbatasan.
Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah Joe Biden dilantik sebagai Presiden AS, menggantikan Donald Trump.
Pada Senin (25/1/2021), pemerintahan Biden membekukan sanksi atas kesepakatan dengan Houthi selama satu bulan.
AS tengah meninjau "daftar hitam terorisme" yang diberlakukan di bawah Trump.
Kelompok bantuan kemanusiaan memperingatkan hal itu bisa memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah menghancurkan.
Kelompok tersebut mengatakan mereka tidak punya alternatif selain menghadapi pemberontak yang menguasai sebagian besar Yaman, termasuk ibu kota, Sanaa.
Ledakan besar terdengar di wilayah penerbangan Riyadh, Arab Saudi pada Selasa (26/1/2021). Fenomena itu menimbulkan dugaan bahwa Arab Saudi kembali diserang, tapi berhasil dicegah.
Menurut sejumlah saksi mata, ledakan tersebut menyerupai ledakan misil yang berhasil diintervensi.
"Seorang teman di Riyadh sampai mengatakan bahwa rumahnya bergetar. Sepertinya misil yang berhasil dicegah," ujar Pemimpin Redaksi Al Arabiya, dikutip dari Express, Selasa (26/1/2021).