Dia berpandangan, penetapan panglima TNI akan serupa dengan yang pernah terjadi di Kepolisian Republik Indonesia, dimana Jenderal Tito Karnavian ditetapkan menjadi Kapolri sementara masih ada senior yang mumpuni dan dianggap mampu mendapatkan posisi itu.
"Tapi semua bisa saja terjadi seperti dulu Tito menjadi Kapolri, begitu banyak senior di atas angkatan beliau yang dilangkahi," ucap Pangi.
Kemudian, dia menerangkan, ada dua hal penting yang menjadi sorotan saat ini menyoal prestasi Andika dan peran penting Hendropriyono.
"Bisa saja kedua variabel tersebut, namun bukan tidak mungkin DNA mertua lebih menonjol dan dominan sehingga nanti beliau mulus menjadi panglima TNI," kata dia.
Pangi juga menyinggung pertemuan Jokowi dengan tiga kepala staf angkatan, yakni Kasad Jenderal Andika Perkasa, Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, dan Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, pada Minggu, 14 Juni 2020 lalu.
Pertemuan itu menimbulkan spekulasi siapa yang layak untuk menjabat sebagai Panglima TNI untuk menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
"Terkait pertemuan kemarin lewat olahraga jalan santai pak Jokowi dengan Kasad AD, AU, AL tentu banyak hal yang mereka bahas, apakah ada pembahasan serius ke arah sana kita enggak tahu, kita hanya bisa menduga-duga saja. Biasanya kalau pak Jokowi membicarakan yang agak serius dan genting," ujarnya.
Dia mengatakan, setiap pertemuan seperti itu memiliki tujuan yang berbeda-beda.
"Biasanya setiap pemimpin kan punya simbol-simbol yang mereka mainkan. Misalnya dulu kalau pak Soeharto mengajak bertemu di kandang sapi, itu orang semua sudah paham ke mana arah pembicaraan tersebut. Politik ini kan kita tahu banyak sekali simbol dan meaning yang mereka sampaikan," kata Pangi Syarwi Chaniago.