Namun, dia mengimbau bagi instansi swasta maupun warga yang hendak memberi bantuan logistik terhadap korban gempa untuk terlebih dahulu melapor ke Polres terdekat.
Dengan begitu, polisi dapat memberikan pengawalan dalam distribusi bantuan korban gempa.
"Terkait video yang beredar itu kami masih penyelidikan. Bahwa diharapkan semua bantuan dikoordinasikan dengan posko, melalui kepolisian dan TNI, agar setiap bantuan dikawal," kata Ridwan kepada Kompas.com melalui telepon, Sabtu.
Ridwan tak menampik adanya warga yang berdesakan mengambil isi bantuan logistik.
Namun dia belum memastikan apakah itu penjarahan sebagai aksi kriminalitas atau warga yang terdampak gempa bumi.
"Kalau dari video itu, warga terlihat mau dapat bantuan tapi tidak melalui posko-posko. Jadi bagi masyarakat yang mau memberikan bantuan jangan sendiri-sendiri," ujar dia.
Sejauh ini, menurut Ridwan, akses jalur trans Sulawesi yang menghubungkan Kabupaten Majene dan Mamuju sudah bisa dilalui.
Meski demikian, proses pembersihan pasca longsor di wilayah Tappalang, Mamuju, masih berlangsung. "Jalur dari Majene masih dalam proses pembersihan," kata dia.
Baru-baru ini warganet dihebohkan dengan beredarnya tiga video yang memperlihatkan warga yang diduga pengungsi korban gempa bumi di Sulawesi Barat mencegat mobil pembawa bantuan logistik di Jalan Majene-Mamuju, Sabtu (16/1/2021).