Follow Us

Terbongkar, Pakai Baju Hitam Hingga Susupi Demo UU Cipta Kerja, Ini Motif Kelompok Massa yang Sengaja Bikin Rusuh Aksi Buruh

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 09 Oktober 2020 | 07:48
Pengunjukrasa yang berasal dari buruh, mahasiswa, dan pelajar terlibat bentrok dengan polisi saat unjuk rasa di sekitar Patung Kuda Jakarta, Kamis (8/10/2020). Mereka menuntut pemerintah untuk membatalkan UU Cipta Kerja yang dinilai memberatkan pekerja. TRIBUNNEWS/HERUDIN
TRIBUNNEWS

Pengunjukrasa yang berasal dari buruh, mahasiswa, dan pelajar terlibat bentrok dengan polisi saat unjuk rasa di sekitar Patung Kuda Jakarta, Kamis (8/10/2020). Mereka menuntut pemerintah untuk membatalkan UU Cipta Kerja yang dinilai memberatkan pekerja. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Menyitir laman Indoprogres.com, anarkisme memiliki banyak varian. Ada anarko-komunisme, anarko-sindikalisme, anarko-feminisme, anarkisme individualisme, anarkisme hijau, anarko-primitifisme dan lainnya.

Jika disimak contoh di atas, dari kacamata ideologi, anarkisme mengambil berbagai bentuk dari aliran kiri hingga kanan. Tititk konflik anarkisme terletak di titik antara negara dan masyarakat, dengan masing-masing pendekatan dasarnya.

Gerakan anarkisme di Indonesia muncul dengan beberapa gejala. Salah satunya ditandai dengan terbentuknya affiniti (kelompok kolektif kecil) di sejumlah wilayah di Indonesia, antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta hingga Makassar, Manado dan medan.

Kelompok anarkis menyelenggarakan beberapa aksi maupun kongres, saat kondisi kelompok tersebut belum begitu stabil. Di Jakarta misalnya, Komite Aksi Rakyat Tertindas dan Anti-Fasis-Rasis Action bekerja menyebarkan informasi tentang anarkisme dan teori-teorinya, sekitar akhir 1990-an dan awal 2000-an. Sementara di Kota Bandung, kolektif konter-kultur aktif melakukan aksi langsung "dalam kehidupan sehari-hari. Pada 2001 di Jawa Barat, sekelompok anarkis memproklamirkan gagasan membentuk sebuah "anarko-platformis" dan gerakan anarko-sindikalis.

Baca Juga: Kabar Gembira Buat Pekerja, BLT Subsidi Gaji Tahap 5 Ditransfer Besok, Begini Cara Cek di Rekening Mandiri, BNI dan BRI

Pasang-surut masalah mewarnai perjalanan kelompok-kelompok anarkis di Indonesia. Banyak kelompok yang kolaps karena umur dan pemahaman soal ide anarkisme masih seumur jagung. Perbedaan cara pandang dan karakter anarkis tiap individu dalam kelompok juga memengaruhi usia kelompok-kelompok tersebut.

Pada tanggal 1 Mei 2007, kelompok-kelompok seperti Affinitas (Yogyakarta), Jaringan Otonomis (Jakarta), Apokalips (Bandung), Jaringan Otonomi Kota (Salatiga), aktivis individu dari Bali dan Semarang, juga beberapa orang dari band punk Jakarta melakukan koordinasi. Penyatuan ini untuk memulai gerakan tertentu yang disebut dengan “Jaringan Anti-Otoritarian”. Aksi May Day tahun 2007 mengumpulkan lebih dari 100 orang dan menandai kemunculan anarkisme di dalam pandangan publik.

Setelah itu, kelompok-kelompok baru muncul di berbagai kota, dan anarkisme mengambil bagian aktif dalam demonstrasi sosial, tindakan melawan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir, dll.

Perkembangan Isu Aksi Anarko pada 18 April

Di tengah pandemi corona, isu kemunculan gerakan anarko Indonesia kembali membuat telinga sebagian orang gatal.

Sebab beberapa waktu lalu, polisi berhasil mengungkap hubungan tindakan vandalisme dan kelompok anarko di Indonesia.

Dilansir CNN, Sabtu (11/4/2020), polisi menyebut kelompok anarko sedang menyusun skenario penjarahan besar-besaran di Pulau jawa.

Editor : Fotokita

Latest