Keinginan Whitlam agar Timor Lestebergabung dengan Indonesiadan tidak berdiri sebagai sebuah negara sendiri bukan tanpa alasan.
Kepala Urusan Luar Negeri, Alan Renouf , menulis bahwa Whitlam mengubah posisi Australiadengan mengadopsi kebijakan dua cabang ketika dua poin tidak dapat didamaikan.
"Whitlam tentu tidak ingin ada lagi negara mini yang dekat denganAustralia di Asia Tenggara atau Pasifik Selatan. Karena itu, dia tidak menginginkan Timor Timur merdeka; merger dengan Indonesiaadalah satu-satunya jawaban," ungkapnya.
Sementara itu, sebulan kemudian, mayor jenderal yang bertanggung jawab atas operasi khusus Indonesiamenyatakan bahwa sampai kunjungan Whitlam ke Jakarta, mereka masih ragu-ragu tentang Timor.
Namun, dukungan Perdana Menteri Whitlam tentang gagasan penggabungan Timor ke Indonesiatelah membantu mereka mengukuhkan pemikiran mereka sendiri dan menjadi sangat yakin akan hal tersebut.
Satu paralel antara era invasi dan kemerdekaan adalah peran perdana menteri Australiayang kuat yang mengubah pemikiran Jakarta tidak sesuai dengan yang dimaksudkan, dikutip dariThe Strategist.
Ya, bukan hanya terkait kebijakan Indonesiauntuk menginvansi Timor Leste, Australiaakhirnya juga terlibat dalam lepasnya Timor Lestedari Indonesia, saat era Perdana Menteri John Howard.
Dari Perdana Menteri Whitlam hingga Howard memiliki persamaan, yaitu kebijakan Australia adalah bahwa Timor Lorosae harus menjadi bagian dari Indonesia.
Namun, apa perbedaannya?
Menurut catatan, pada bulan Desember 1998, Howard menulis kepada Presiden Indonesia BJ Habibie, menyarankan Indonesiamempertimbangkan tentang tawaran otonomi kepada Timor Timur.