Para kritikus mengatakan, dengan bertemu Kim Jong Un maka Trump telah memberikan legitimasi di panggung dunia bagi pemimpin negara berideologi Juche itu.
"Saya butuh dua hari. Saya bertemu (dengannya). Saya tidak menyerahkan apa-apa," kata Trump seraya menganalogikan Korut dengan persenjataan nuklirnya bagaikan seseorang yang jatuh cinta pada sebuah rumah dan "mereka tidak bisa menjualnya".
Kim Jong Un menyambut baik perhatian yang ditunjukkan Trump, dengan menyebut sang presiden "Yang Mulia" dalam sebuah surat.
Kim juga menulis kepada Trump bahwa dia percaya "persahabatan yang dalam dan khusus di antara kami akan bekerja sebagai kekuatan magis."
(Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)