Menurutnya, arah untuk menyalahkan Hizbullah sudah ada "sejak awal" yang dilempar oleh media dan beberapa "kekuatan politik", sejak ledakan terjadi.
"Intinya adalah bagi para pelaku kesalahan ini selalu berusaha untuk menemukan sesuatu yang dapat disalahkan kepada Hizbullah," katanya.
Nasrallah melanjutkan dengan mengingatkan semua pihak bahwa pihak Amerika Serikat (AS) telah menarik spekulasinya tentang adanya faktor "serangan" di balik terjadinya ledakan besar di Beirut.
Nasrallah menyerukanseluruh pihak Lebanon untuk "mengesampingkan konflik mereka," dengan mengatakan bahwa bencana tersebut telah mempengaruhi warga Lebanon dari semua sekte di negara yang terpecah itu.
“Kami menghadapi insiden mengerikan, pada tingkat kemanusiaan dan nasional, dengan segala bentuknya,” katanya.
"Ada yang tewas dan terluka dari semua sekte."
"Beirut adalah kota semua orang Lebanon, tidak peduli afiliasi agama dan sektarian mereka," tambahnya.

Tubuh seorang korban terletak di tempat ledakan di pelabuhan di Beirut pada 4 Agustus 2020. Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, mengguncang gedung-gedung dan mengirimkan asap besar mengepul ke langit.
Ada krisis rezim, ada krisis negara, bahkan ada krisis eksistensi, ”pungkas Nasrallah.
"Jika otoritas Lebanon gagal dalam tugas ini, tidak ada harapan."