Follow Us

Aksi Ganyang Malaysia yang Digagasnya Makin Bikin Amerika Ketar-ketir, Ternyata Langkah Revolusi Soekarno Digagalkan Jenderal Kesayangannya Sendiri

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 30 Juli 2020 | 06:49
Presiden Soekarno pada suatu kunjungan pameran lukisan di Jakarta, mengamati lukisan 'Sumilah' karya
Zika Zakiya

Presiden Soekarno pada suatu kunjungan pameran lukisan di Jakarta, mengamati lukisan 'Sumilah' karya

Fotokita.net - Saat Presiden Soekarno memimpin negara ini, kiprah Indonesia mendapatkan perhatian luas dalam pergaulan bangsa-bangsa di kancah internasional.

Maklum, ketika itu, Soekarno menjadi pemimpin negara baru yang baru lahir ini dengan semangat revolusi.

Malahan sejarah sempat mencatat, Indonesia sempat nyaris memulai Perang Dunia III, andaikan tidak dihentikan oleh Jenderal Soeharto kala itu.

Baca Juga: Pamer Isi Saldo TimeZone Rp 100 Juta Demi Rekor MURI, Begini Nasib Bisnis Bos PS Store Putra Siregar yang Jadi Tersangka Gegara Tersangkut Kasus Hape Black Market

Semuanya berawal dari situasi yang memanas antara Indonesia dan Malaysia.

Melansir Tribun Jambi, sejarah mencatat saat itu Bung Karno pernah marah besar sehingga melampiaskan amukannya pada Malaysia.

Baca Juga: Motornya Jalan Pelan-pelan Cari Alamat, Emak-emak Driver Ojol Ini Nekat Rebut Celurit Begal Sampai Bikin Lawannya Lari Tunggang Langgang, Aksinya Jadi Tersebar Kemana-mana

Tahun 1964/1965, Bung Karno menggelorakan semangat revolusioner bangsa Indonesia ke dalam konfrontasi yang akhirnya mengguncang dunia.

Konfrontrasi itu dikenal dengan operasi "Ganyang Malaysia".

Pengaruh konfrontasi itu sudah menimbulkan korban jiwa, tak hanya antara Indonesia-Malaysia tetapi sampai kancah politik dan stabilitas Internasional.

Baca Juga: Dulu Main Slonong ke Kamar Perempuan Lain Hingga Sakiti Hati Jedar, Kini Richard Kyle Kepergok Main TikTok Bareng Cewek Cantik: Kasihan Kak Jessica

Infiltrasi militer dan gerilya ke wilayah Malaysia langsung membuatnya mengaktifkan sebagai negara persemakmuran seperti Inggris, Australia, Selandia Baru, dan India.

Bung Karno dan Rombongannya
Wartakota

Bung Karno dan Rombongannya

AS sendiri mempunyai perjanjian keamanan dengan Australia, namun melihat hal ini sebagai kasus serius dan siap memberikan bantuan militer.

Bagi Amerika, Indonesia saat itu condong ke blok Timur, yang posisinya jelas mengancam Blok Barat.

Apalagi Amerika sedang memulai perang dengan Vietnam Selatan sekaligus berusaha membendung komunis Vietnam Utara yang mendukung China serta Rusia.

Baca Juga: Punya Senjata Mematikan yang Bisa Bikin Indonesia Porak Poranda, Terungkap Akal-akalan Australia Ikut Musuhi Tiongkok di Laut China Selatan: Tak Ada Makan Siang Gratis

Jika Konfrontasi Indonesia Malaysia yang dimotori Bung Karno menjadi perang terbuka, hal itu akan memicu Perang Dunia III.

Tapi AS, ternyata belum siap, alhasil dia melobi Bung Karno dengan mengerahkan agen CIA.

Pidato Bung Karno dalam peringatan Maulid Nabi pada tahun 1963 di Jakarta
Tribun Bali

Pidato Bung Karno dalam peringatan Maulid Nabi pada tahun 1963 di Jakarta

Berkat peran Letjen Soeharto dan Kolonel LB Moerdani, yang melancarkan operasi intelijen konflik Malaysia dan Indonesia pun berakhir damai.

Keberhasilan Pak Harto dikatakan bisa mencegah Perang Dunia III yang dipicu oleh Bung Karno.

Pada saat itu memang, Bung Karno digambarkan sebagai revolusioner yang demam perang.

Setelah memenangkan RI dalam operasi Trikora, Bung Karno ingin mengganyang Malaysia, namun pasukan Indonesia belum siap.

AS bahkan menganggap Bung Karno sebagai pemimpin yang sombong, karena dengan berani memusuhi Amerika.

Baca Juga: Setelah Bikin Staf Khusus Mundur dari Jabatannya, Kini Kartu Prakerja Jadi Sorotan Lagi, Gaji Pengurus Program Unggulan Jokowi Begitu Fantastis: Begini Rinciannya

Amerika sendiri merasa khawatir ketika di Indonesia terjadi insiden PKI.

Dalam hubungan internasional, Bung Karno membangu poros Jakarta-Peking-Moskow, dengan kekuatan Komunis yang melemahkan pengaruh Barat.

Jika Indonesia dikuasai PKI, dipastikan akan meminta jaminan keamanan pada Rusia dan Peking (China).

Indonesia saat itu memang amat dekat denga Rusia, dan jika terjadi sesuatu sudah dipastikan Rusia akan turut membantu Indonesia.

Baca Juga: Hasrat Sudah Diubun-ubun Sampai Lupa Tutup Gorden Kamar, Adegan Intim Sejoli Ini Jadi Tontonan Gratis Warga, Polisi Akhirnya Turun Tangan

Rusia mengincar Indonesia sebagai markas kapal selam, dan penimbunan logistik hingga menaruh senjata nuklir.

Kondisi itu jelas tidak menguntungkan AS yang dipimpin oleh Presiden Johnson.

(Afif Khoirul M/Intisari-Online.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest