Follow Us

Dinilai Gagal Bantu Presiden Tangani Wabah Corona, Anggota DPR Ramai-ramai Minta Sosok Menteri Muda Ini Segera Diganti, Jokowi Bakal Segera Setuju?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 05 Juli 2020 | 14:56
Nadiem Makarim dan Franka Franklin
sajiansedap.grid.id

Nadiem Makarim dan Franka Franklin

Fotokita.net - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menyampaikan ancaman reshuffle kabinet di hadapan para menterinya saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, pada 18 Juni 2020.

Informasi ini baru terungkap dalam video yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).

Mulanya saat membuka rapat, Jokowi menyampaikan kejengkelannya kepada para menteri lantaran masih bekerja secara biasa saja pada masa krisis seperti ini.

Padahal, Presiden Jokowi meminta ada kebijakan luar biasa untuk menangani krisis, baik itu pandemi Covid-19 maupun dampaknya terhadap perokonomian.

"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah pemerintahan," kata Jokowi.

Baca Juga: Xi Jinping Gelar Latihan Militer untuk Muluskan Kekuasaan di Laut China Selatan, Amerika Gerak Cepat Kirim 2 Kapal Induk ke Perairan Sengketa Itu, 2 Negara ASEAN Makin Ketar-ketir

"Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara," ucap Presiden.

Baca Juga: Marah Besar Lihat Kerja Pembantunya yang Seperti Kura-kura, Tangan Jokowi Sampai Gemetar Saat Bicara di Atas Podium, Ancam Lakukan Resuffle Kabinet: Bukan Sekadar Pencitraan?

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, langkah extraordinary itu bisa dalam bentuk mengeluarkan aturan tertentu, bahkan pembubaran lembaga dan perombakan kabinet atau reshuffle.

Ia lantas menyampaikan ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.

"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," ucap Jokowi.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) Maman Imanulhaq menilai, kemarahan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara beberapa waktu yang nilai adalah bentuk kekecewaan terhadap kinerja menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju.

Baca Juga: Video Jokowi Marah Besar Saat Rapat Kabinet Hingga Tangannya Gemetar Baru Beredar Setelah 10 Hari, Begini Penjelasan Pihak Istana, Cuma Jadi Alat Pencitraan di Tengah Krisis Covid-19?

"Dia marah, dia kecewa dengan kinerja kementerian menghadapi pandemi virus corona ini.

Karena bagaimanapun ini sebuah peristiwa yang harus dihadapi secara extraordinary, tidak boleh dalam bahasa Jokowi itu tidak boleh biasa-biasa," kata Maman dalam diskusi bertajuk "Menanti Perombakan Kabinet", Sabtu (4/7/2020).

Baca Juga: Bak Kesabarannya Hilang, Anak Buah Jokowi Mati-matian Jaga Ekonomi 24 Jam, Presiden Malah Ancam Resuffle Kabinet Gegara Kerja Menteri Ini

Maman mengatakan, jika presiden terpaksa harus melakukan reshuffle kabinet kerja, ia mengusulkan dua menteri ini yang harus diganti. Pertama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

"Kalau menteri-menteri yang harus diganti, publik sebenarnya sudah sangat tahu, ada beberapa menteri yang pantasnya menjadi kiai malah menjadi menteri. Menteri Kesehatan maksudnya," ujarnya.

Baca Juga: Tak Terima Daerahnya Disamakan dengan Papua, Gubernur Sumut Ketakutan Terima Telepon Mendagri Tito Karnavian Malam-malam: 'Kok Mau ke Medan Ada Apa Ini?'

Mendikbud, Nadiem Makarim
Kompas.com

Mendikbud, Nadiem Makarim

Maman menuturkan, ada menteri yang juga layak di-reshuffle, yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Ia menilai, program belajar jarak jauh di bawah Mendikbud tidak menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia selama pandemi Covid-19.

"Kedua, Menteri Pendidikan. Menteri Pendidikan itu sangat digarisbawahi belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah, karena karena terjadi loss education dan loss generation," ucapnya.

Baca Juga: Indonesia Bangga Masuk Kategori Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas, Warga di Daerah Ini Beli Mi Instan dengan 2 Gram Emas: 'Tuhan Berikan Hasil Emas Bagi Kami'

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sempat membuat pernyataan bahwa sistem permbelajaran jarak jauh akan dijadikan permanen.

Alasannya karena pandemi covid-19 belum jelas akan berakhir.

Kebijakan ini guna memutus mata rantai penyebaran terutama di lingkungan sekolah.

"Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Kamis (2/7/2020) dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Tangan Kanan Soeharto Akali Pembelian Pesawat Tempur dari Israel, Komandan Teknisi TNI AU Ternyata Bikin Keputusan Aneh Saat Jet Bekas Itu Tak Juga Berhasil Diperbaiki: 'Tanam Kepala Kerbau'

Bertransformasi Menjadi Gadis Cantik dengan Tubuh Langsing, Tina Toon Kebanjiran Pujian dari Netizen hingga Dirinya Digadang-gadang Jadi MUA: Bikin Tutorial Makeup Dong!
IG @tinatoon101

Bertransformasi Menjadi Gadis Cantik dengan Tubuh Langsing, Tina Toon Kebanjiran Pujian dari Netizen hingga Dirinya Digadang-gadang Jadi MUA: Bikin Tutorial Makeup Dong!

Dia mengatakan, pemanfaatan teknologi ini akan memberikan kesempatan bagi sekolah melakukan berbagai macam modeling kegiatan belajar.

"Kesempatan kita untuk melakukan berbagai macam efisiensi dan teknologi dengan software dengan aplikasi dan memberikan kesempatan bagi guru-guru dan kepala sekolah dan murid-murid untuk melakukan berbagai macam hybrid model atau school learning management system itu potensinya sangat besar," tuturnya.

Kebijakan ini tentu saja mendapat beragam tanggapan.

Beragam tanggapan ditujukan kepada sang menteri.

Baca Juga: Awalnya Gagah Berani Bakar Mobil Hingga Lukai Polisi, Para Lelaki Kampung Ini Mendadak Menghilang Tanpa Ada Bekas, Kepala Desa Akhirnya Mengundurkan Diri

Salah satunya adalah Agustina Hermanto atau akrab disapa Tina Toon.

Sejak menjabat sebagai Komisi A Bidang Pemerintahan DPR, ia kerap menanggapi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

Ia merasa kebijakan yang dibuat Nadiem Makarim terlalu timpang karena merasa tidak semua masyarakat Indonesia mendapat akses internet.

Baca Juga: Didatangi Puluhan Personel Polisi Bersenjata Lengkap, Warga Laki-laki Desa di Madina Tiba-tiba Menghilang Tanpa Berbekas, Ternyata Ini yang Terjadi

Apalagi harga yang harus dikeluarkan untuk kuota internet bisa dibilang tidak murah.

'Trus Smartphone dan gadget dan Kuota internetnya Semua Dibayarin Mas Menteri ????? Kan Ga Semua Masyarakat Orang Kaya ????? Kan Ga Semua Masyarakat Melek Teknologi Kyk Di Kota Besar , Yg di Pelosok2 Gmn' tulisnya.

Tina Toon kemudian menyoroti polemik PPDB yang masih bergulir.

Baca Juga: Sempat Bikin Heran WHO Lantaran Tak Pernah Terapkan Protokol Kesehatan, Negara Ini Akhirnya Mencatat Kasus Covid-19 Tertinggi dalam 2 Bulan Terakhir, Ternyata Begini Penyebabnya

Diketahui penerimaan siswa di Indonesia tengah jadi perbincangan karena sistem umur yang membuat banyak siswa jadi tidak bisa sekolah.

Unggahan Tina Toon
Instagram.com/tinatoon101

Unggahan Tina Toon

'PPDB Dulu Nihhh Harus Ada Solusi Terbaikkk Banyakkk Anak Yg Stresss Kasihannn (emoji)' tulisnya sambil menyertakan potongan berita soal PPDB DKI 2020.

Ia juga menyoroti kasus siswa berprestasi namun tidak bisa meneruskan ke sekolah negeri hanya karena usianya yang kalah muda.

Tina Toon juga menuliskan untuk tetap semangat dan meminta semuanya untuk mengawal kebijakan ini.

Baca Juga: Berkali-kali Kasih Alasan Ngeles, Rocky Gerung Akhirnya Mau Sebutkan Jawaban Kenapa Belum Menikah Meski Usianya Sudah Lewati 60 Tahun

'Yg Berprestasi Tidak Mendapatkan Perlakuan Yg Fair (emoji) Yg Penghasilannya Kurang Tidak Mendapatkan Sekolah Negeri Harus Bayar Sekolah Swasta (emoji) Zona Umur Diprioritaskan

Mulai Hari Ini Ada Seleksi dari Bina RW , Dicoba Ya Untuk Para Murid dan Ortu !!! Semangat !!!! Kita Kawalll Bersama”(*)

Artikel ini pernah tayang di Grid Fame dengan judul: Bukti Kerja Nyata di DPR, Tina Toon Labrak Keputusan Nadiem Makarim Soal Pembelajaran Jarak Jauh Jadi Permanen: 'Kan Gak Semua Orang Kaya!'

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest