Xi Jinping Gelar Latihan Militer untuk Muluskan Kekuasaan di Laut China Selatan, Amerika Gerak Cepat Kirim 2 Kapal Induk ke Perairan Sengketa Itu, 2 Negara ASEAN Makin Ketar-ketir

Sabtu, 04 Juli 2020 | 19:02

Kapal Induk USS Ronald Reagan

Fotokita.net - Pakar militer China menyebutkan, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) saat ini memiliki kesiapsiagaan perang yang sangat tinggi di semua lini.

"Tetapi, meskipun ada ketegangan, risiko konflik militer berskala besar tetap sangat rendah berkat kekuatan dan pencegahan strategis PLA," kata Wei Dongxu, pakar militer yang berbasis di Beijing, kepadaGlobal Times.

Menurut Wei, Amerika Serikat (AS) tidak mungkin berbaris ke garis depan sendiri. Karena itu, negeri uak Sam mengambil keuntungan dari ketegangan antara India dan China di perbatasan yang disengketakan.

Baca Juga: Tangan Kanan Soeharto Akali Pembelian Pesawat Tempur dari Israel, Komandan Teknisi TNI AU Ternyata Bikin Keputusan Aneh Saat Jet Bekas Itu Tak Juga Berhasil Diperbaiki: 'Tanam Kepala Kerbau'

MelansirGlobal Times, mulai Rabu (1/5)selama lima hari, Badan Keselamatan Maritim China mengumumkan, PLA menggelar latihan militer di perairan Kepulauan Xisha di Laut China Selatan, dekat Vietnam.

Surat kabar Vietnam,VN Expressmelaporkan, tidak ada kapal yang boleh memasuki wilayah di Laut Cina Selatan, yang Vietnam sebut sebagai Laut Timur, ketika latihan militer China tersebut sedang berlangsung.

Baca Juga: Pasukan TNI Berhasil Gagalkan Kontak Senjata Lebanon dan Israel, Tokoh Legendaris Hizbullah Ini Diyakini Bisa Lenyapkan Kekuatan Zionis dari Muka Bumi, Rupanya Dia Begitu Benci Gegara Hal Ini

Sebelumnya,China Military Onlinedalam laporannya pada Jumat (26/6) pekan lalu menyebutkan, Komando Selatan Angkatan Laut PLA mengirim kapal perusak dan fregat untuk melakukan operasi maritim di Laut China Selatan pada 18 Juni.

Kemudian, melansir laporanCCTV,Jumat (26/6), Grup 73 Angkatan Darat PLA baru-baru ini mengadakan latihan pendaratan amfibi dengan tembakan langsung yang menampilkan senjata berat dan peralatan seperti kendaraan serbu amfibi ZBD-05 di Provinsi Fujian.

Latihan militer China melanggar hukum

Baca Juga: Dulu Punya Prestasi Mentereng Hingga Fotonya Jadi Viral, Mantan Menteri Jokowi Ini Jadi Petani Sayur di Antara Hutan Beton Jakarta, Sebentar Lagi Duduki Posisi Bergengsi di Perusahaan Mutinasional

China menegaskan, latihan militer di Laut China Selatan berada dalam ruang lingkup kedaulatan China, menyusul kritik dari Amerika Serikat (AS), Vietnam, dan Filipina.

Justru, melansirReuters, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, Jumat (3/7), mengatakan, "negara-negara non-regional" tertentu yang melakukan latihan militer di Laut China Selatan memengaruhi stabilitas kawasan.

Zhao memang tidak menyebutkan nama negara mana pun, tetapi AS telah melakukan banyak operasi kebebasan navigasi dengan mengirimkan kapal perangnya melalui Laut China Selatan untuk menegaskan kebebasan akses ke perairan internasional.

Baca Juga: Indikasi Asia Tenggara Jadi Medan Perang Amerika Kontra China Makin Kentara, Pejabat ASEAN Marah Besar Saat Dengar Pernyataan Menlu AS Ini

Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (2/7), Departemen Pertahanan AS alias Pentagon menyatakan, latihan militer di wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan adalah "kontraproduktif terhadap upaya meredakan ketegangan dan menjaga stabilitas".

"Latihan militer adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan RRC untuk menegaskan klaim-klaim maritim yang melanggar hukum dan merugikan tetangga-tetangga Asia Tenggara di Laut China Selatan," kata Pentagon merujuk pada Republik Rakyat China seperti dikutipReuters.

Vietnam dan Filipina juga mengkritik rencana latihan China dan memperingatkan hal itu bisa menciptakan ketegangan di kawasan Laut China Selatan juga berdampak pada hubungan Beijing dengan tetangganya.

Baca Juga: Negara Lain Sibuk Corona Amerika Siap Perang, Operasi Tempur Kapal Induknya Segera Digelar di Laut China Selatan, Jet Tempur F-22 Paman Sam Cegat Pesawat Patroli Rusia di Wilayah Ini

Kapal Induk USS Ronald Reagan merapat di Hong Kong

Amerika Serikat (AS) mengirim dua kapal induk ke Laut China Selatan saat China melakukan latihan militer di perairan yang disengketakan.

MengutipWall Street Journal, Reutersmelaporkan, USS Ronald Reagan dan USS Nimitz akan berada di Laut China Selatan mulai Sabtu (4/7/2020).

"Tujuannya adalah untuk menunjukkan sinyal yang tidak ambigu kepada mitra dan sekutu kami, bahwa kami berkomitmen terhadap keamanan dan stabilitas regional," kata Komandan Kelompok Tempur USS Ronald Reagan Laksamana Muda George M. Wikoff.

Latihan itu, Wikoff mengatakan, bukan respons terhadap latihan militer China, yang minggu ini Pentagon kritik sebagai "kontra-produktif terhadap upaya meredakan ketegangan dan menjaga stabilitas".

China menepis kritik AS terhadap latihan militernya pada Jumat (3/7/2020) dan menyebut Amerika Serikat yang harus disalahkan karena meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.

Baca Juga: Pecah Perang? Tak Tahan Lagi dengan Ulah Tiongkok di Laut China Selatan, Amerika Gelar Operasi Tempur 2 Kapal Perangnya Sementara 3 Kapal Induk Sudah Berjaga di Bibir Perairan Konflik Itu

Kapal Induk AS, USS Nimitz

Wikoff tidak memberikan lokasi latihan AS. Hanya,Wall Street Journal melaporkan, latihan itu melibatkan dua kapal induk dan empat kapal perang lainnya termasuk penerbangan 24 jam.

Pekan lalu, China mengumumkan, mereka merencanakan latihan militer selama lima hari mulai 1 Juli di dekat Kepulauan Paracel, yang diklaim oleh Vietnam dan Tiongkok.

Vietnam dan Filipina juga mengkritik rencana latihan China itu, memperingatkan kegiatan tersebut bisa membuat ketegangan di kawasan dan berdampak pada hubungan Beijing dengan tetangganya.

AS menuduh China mencaplok Laut China Selatan dan mencoba mengintimidasi tetangga Asia, yang mungkin ingin mengeksploitasi cadangan minyak dan gas di perairan tersebut.

Baca Juga: Kapal Perangnya Sudah Saling Todong dengan Armada Laut China, Kini Amerika Siagakan 3 Kapal Induk di Mulut Laut China Selatan, Perang di Ujung Senjata?

SCMP
SCMP

Kapal Induk Shandong

China mengklaim 90% dari Laut China Selatan yang berpotensi kaya energi, tetapi Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim bagian-bagiannya, di mana sekitar US$ 3 triliun perdagangan lalu-lalang setiap tahun di perairan itu.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma