"Serdadu China menyerang dengan batangan besi, perwira komandan mengalami cedera serius dan jatuh, dan ketika terjadi, lebih banyak tentara tiba di lokasi kejadian dan diserang dengan batu," kata sumber pemerintah India kepada Reuters.
Associate Profesor Jian Zhang, pakar kebijakan China di UNSW Canberra mengatakan kepadaABCmengatakan penggunaan senjata non-militer menggambarkan keinginan kedua pihak guna menghindari kemungkinan situasi di perbatasan berkembang menjadi konflik militer.
Walau pejabat China tidak menjelaskan apakah ada korban di pihak mereka, editor tabloid milik pemerintah The Global Times lewat Twitter-nya mengatakan tentara mereka juga tewas dalam bentrokan tersebut.
Kantor beritaANIyang mengutip sumber anonim melaporkan, ada 43 serdadu Negeri "Panda" yang terluka atau terbunuh, meski tak ada konfirmasi langsung.
Central Intelligence Agency (CIA), badan telik kepunyaan Amerika Serikat (AS) melaporkan setidaknya 35 serdadu China mati saat bentrokan dengan India di perbatasan kedua negara tepatnya di Himalaya Barat.
Walau demikian China hingga kini belum mengeluarkan pernyataan jumlah korban di pihak mereka.
CIA menilai China malu mengakui jatuhnya jumlah korban mencapai puluhan di pihaknya.
Mengutip US News, sumber intelijen AS menyebutkan China tidak mengumumkan korban itu karena menganggap korban di antara pasukan mereka sebagai penghinaan bagi angkatan bersenjatanya.