Setidaknya dua organ tersebut tidak lebih rusak lagi, serta mengurangi kemungkinan keracunan dari oksigen.
Tak lama setelah itu, dokter terus menurunkan ECMO dengan sangat pelan.
Sementara, dokter masih belum berani melepas ventilator dari pilot tersebut.
Cameron juga terus diberikan obat antibakteri dan nutrisi yang terjaga kualitasnya.
Dalam dua kali sehari, ia menjalani terapi agar otot-ototnya terjaga.
Menurut dokter di RSU, Cameron begitu kritis lantaran adanya sindrom badai sitokin yakni gangguan pada organ di saat sistem imunitasnya melawan virus corona.
Menurut kabar terkini, kondisi Cameron telah berhasil mengalami masa-masa sulit, tekanan darahnya sudah mendekati normal, yakni 120/60.
Dia pun bahkan disebut tidak perlu lagi untuk melakukan transplantasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pasien Covid Nomor 91 Vietnam, Bisa Sembuh Setelah Koma 2 Bulan "