Sistem pelontar pesawat elektromagnetik milik AS, yang biasa disebut EMALS, mampu meluncurkan pesawat lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan sistem diesel yang sudah mulai ketinggalan zaman.
Saat ini China baru memiliki satu kapal induk yang telah beroperasi, yakni Liaoning, yang mulai bertugas pada 2012.
Satu kapal induk lainnya, Tipe 001A, yang sepenuhnya dibuat di China, kini masih dalam tahap uji pelayaran.
"Kapal induk bertenaga nuklir China dengan sistem peluncuran mirip EMALS, diperkirakan akan mulai beroperasi dengan Angkatan Laut PLA pada 2035."
"Jumlah total kapal induk tersebut setidaknya enam unit, meski diyakini hanya empat yang akan ditugaskan di garis depan," ungkap Wang Yunfei, pakar angkatan laut, yang juga mantan pejabat di kapal perusak Angkatan Laut PLA.
"Negara ini harus terus berkembang hingga sampai pada level yang sama dengan AS," tambahnya, seperti dilansir SCMP.
Beijing bermaksud memperluas unit tempur kapal induknya demi memenuhi ambisi angkatan laut globalnya, serta mempertahankan kepentingan luar negeri yang terus bertumbuh.
Proses konstruksi kapal induk Tipe 002, yang bertenaga diesel konvensional dan yang pertama dilengkapi sistem peluncur elektromagnetik, telah dimulai tahun lalu.
Wang melihat Beijing tidak akan memangkas anggaran untuk pembangunan kapal induknya meski terjadi perlambatan perekonomian karena perang dagang dengan AS.