Tetapi Myong mengatakan, "Kebohongan itu tidak masuk akal, negara itu memiliki jumlah kasus besar yang sangat mungkin melebihi perkiraan kita."
Dia menambahkan, "Pada bulan Maret, Kim Jong Un tiba-tiba meluncurkan sebuah proyek untuk membangun rumah sakit umum Pyongyang, dan muncul pada upacara peletakan batu pertama."
"Sejak itu, media Korea Utara meningkatkan propaganda, memuji kepemimpinannya dalam meningkatkan sistem kesehatan sosial," katanya.
"Namun, tidak ada yang percaya dengan propaganda itu lagi," imbuhnya.
"Semua propaganda dan kebijakan yang dilakukan pemimpin ini secara paradoks adalah indikasi Kim Jong Un memiliki sesuatu yang disembunyikan, dan rasa takut akan kegelisahan," tambahnya.
Selain itu ada alasan diplomatik Korea Utara menyembunyikan informasi tentang virus corona.
China telah meluncurkan kampanye disinformasi untuk membantah asal virus corona.
"Jika Korea Utara transparan mempublikasikan jumlah korban virus corona, ini bisa berpotensi merusak kampanye disinformasi yang dilakukan China," katanya.
"Kedua negara itu berbagi perbatasan, sepanjang 880 mil dan pengakuan wabah Covid-19 besar-besaran di Korea Utara secara substansial akan memperkuat bukti virus itu berasal dari China," jelasnya.
"Kim Jong Un menyembunyikan datanya, untuk menghindari Xi Jinping untuk dipermalukan," tambahnya.